Advertiser

Breaking News

Solusi Bau Mulut dan Gigi Kuning Akibat Rokok



Banyak orang merokok demi gaya, gengsi, dan pergaulan. Tapi dibalik itu banyak masalah kesehatan mengintai, termasuk masalah kesehatan gigi. Tidak sekedar gigi kuning, namun juga beberapa penyakit serius yang dapat berujung dengan kematian.

Merupakan penyebab tersering masalah gigi dan mulut

Sudah banyak yang tahu bahwa rokok tidak baik untuk kesehatan. Namun tahukah anda bahwa merokok juga merupakan penyebab utama terjadinya masalah gigi dan mulut? Beberapa masalah yang dapat ditimbulkan oleh merokok antara lain:
-     Bau mulut. Menurut drg. Melanie Husna, bau mulut timbul akibat penumpukan zat kimia dari rokok, yang melekat pada gigi, gusi, lidah dan pipi bagian dalam. Yang selanjutnya mengakibatkan, kuman mudah berkembang biak di dalam mulut. Selain itu, merokok akan membuat mulut menjadi kering, karena menghambat produksi dan aliran air liur. Akibatnya kuman lebih cepat berkumpul dan gigi juga lebih rentan mengalami kerusakan.
-       Penyakit gusi, yang pada akhirnya menyebabkan gigi goyang atau tanggal. Jaringan lunak dan tulang yang menyangga gigi mengalami kerusakan akibat infeksi bakteri. Awalnya ditandai dengan gusi berdarah, lambat laun tulang yang menyokong gigi rusak dan menyebabkan gigi goyang, dan akhirnya gigi menjadi tanggal.
-       Mengganggu penyembuhan setelah pembedahan mulut atau pencabutan gigi, dengan memperlambat respon mukosa mulut dalam memperbaiki diri.
-      Menyebabkan kerusakan jaringan gusi, sehingga sebagian akar gigi tidak terlindungi. Ini akan menyebabkan gigi menjadi sensitif terhadap panas dan dingin, serta kerusakan gigi
-       Gigi menjadi kuning yang tidak dapat hilang hanya dengan menggosok gigi
-        Mempercepat penumpukan plak dan tartar
-        Peradangan pada ujung kelenjar ludah pada atap mulut
-        Menyebabkan pengeroposan tulang rahang
-     Meningkatkan risiko terjadinya kanker mulut. “Dimana diketahui bahwa rokok mengandung sejumlah racun yang dapat menyebabkan kanker,” tambahnya.

Bagaimana Terjadinya?

Rokok dan produk tembakau lainnya dapat menyebabkan penyakit pada gusi dengan merusak tulang dan jaringan lunak di sekitar gigi. Ia mengganggu sel-sel pada gusi, sehingga lebih mudah mengalami infeksi. Selain itu, terjadi gangguan aliran darah ke gusi, sehingga mempersulit perawatan saat hendak melakukan penanaman gigi palsu atau implant.

Hal ini tidak hanya dicetuskan oleh produk tembakau berupa sigaret, namun juga cerutu dan rokok pipa atau cangklong. Menurut penelitian selama 23 tahun, jumlah perokok cerutu yang mengalami gigi tanggal dan pengeroposan tulang alveolar (tulang rahang tempat tertanamnya gigi) sama dengan mereka yang merokok sigaret. Demikian juga dengan mereka yang merokok melalui pipa. Perokok pipa dan cerutu juga memiliki risiko lebih besar mengalami kanker mulut dan tenggorok dibanding mereka yang tidak merokok, meskipun rokok tidak dihisap. Sama halnya dengan bau mulut, gigi menjadi kekuningan, dan risiko penyakit gusi dan sekitar gigi lainnya.

Bagaimana dengan produk tembakau yang tidak dibakar? Ternyata sama saja. Bahkan mereka yang mengkonsumsi tembakau dengan cara dikunyah, akan menyerap lebih banyak nikotin, sehingga lebih sulit untuk berhenti. Risiko kanker mulut dan tenggorokan juga akan meningkat. Tembakau ini dapat menyebabkan iritasi pada gusi, sehingga terkikis dan menjaduh dari gigi. Akibatnya akar gigi akan terpapar dan mudah terjadi pembusukan gigi. Makan dan minum dapat terganggu karena gigi menjadi lebih sensitif terhadap panas dan dingin.

Hindari sekarang, rasakan efeknya segera

Saatnya pikirkan lebih serius mengenai keinginan anda merokok. Mungkin sulit awalnya untuk menghentikan kebiasaan merokok, namun dengan mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi saja dapat menurunkan risiko penyakit berkali-kali lipat. Suatu penelitian menyatakan bahwa dengan menurunkan kebiasaan merokok menjadi kurang dari setengah bungkus sehari, memiliki risiko tiga kali lebih besar mengalami gangguan gusi dibanding mereka yang tidak merokok. Bandingkan dengan mereka yang merokok lebih dari satu bungkus sehari, yang berisiko 6 kali lipat. Studi lain menyatakan bahwa sariawan akibat merokok akan hilang sepenuhnya setelah berhenti merokok selama 6 minggu pada 97,5% pasien yang menggunakan produk tembakau tanpa dibakar. Bahkan, sebelas tahun setelah berhenti merokok, risiko terjadinya penyakit gusi akan pulih dan sama seperti mereka yang tidak pernah merokok sebelumnya.

Bahayanya lagi, menurut drg. Melanie, Faktanya, 90% pasien yang mengalami kanker mulut, bibir, lidah, dan tenggorokan adalah pengguna tembakau. Risikonya adalah 6 kali dibanding non-perokkok dan meningkat seiring dengan jumlah tembakau yang dihisap maupun dikunyah. 37% pasien yang tetap merokok setelah kankernya sembuh, akan mengalami kanker kembali, dibandingkan hanya 6% pada mereka yang kemudian berhenti merokok.

Bagaimana menghindari efek buruk merokok pada gigi

Cara terbaik untuk menghindari efek buruk merokok pada gigi adalah dengan berhenti merokok. Semua jenis terapi akan percuma jika anda terus merokok. Untuk mencegah berulangnya masalah gigi, lakukan pembersihan gigi dengan baik dengan menyikat gigi dan menggunakan benang gigi secara teratur, dua kali dalam sehari setelah makan pagi dan sebelum tidur.

Kunjungi dokter gigi secara teratur, minimal 3 bulan sekali dan atasi masalah gigi yang telah ada. Membersihkan gigi (scaling dan polishing) untuk menyingkirkan noda pada gigi dengan bantuan dokter gigi. Minum sedikitnya 10 gelas setiap hari untuk menyapu racun di dalam mulut


Sementara untuk pasta gigi khusus perokok umumnya hanya bertujuan untuk memutihkan gigi, namun tidak sama efektifnya dengan perawatan yang dilakukan oleh seorang dokter gigi. “Untuk menghilangkan noda pada gigi akibat rokok, carilah pasta gigi yang mengandung hydrogen peroxide dosis kecil, mungkin itu bisa membatu sebagai maintenance harian. Sementara untuk kasus yang sudah membandel, pemutihan gigi bisa langsung dilakukan di klinik dokter gigi, dan hasilnya bisa langsung terlihat, dengan tetap memperhatikan keamanan pasien,pungkasnya.

Tidak ada komentar