dr. Analysa Margaretha Bogar, SpA
Anak mukjizat. Itu sebutan keluarga besar bagi dr. Analysa Margaretha Bogar, SpA.
Bermula saat ia duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar, sekitar tahun 1988. Ia mengalami
demam berdarah parah. “Saat itu, demam berdarah masih tergolong penyakit yang jarang ditemui
di Indonesia. Sehingga banyak dokter belum bisa mendiagnosa gejala awal penyakit
ini,” ujarnya.
Ia dibawa ke sebuah klinik. Dokter mengatakan bahwa ia mengalami radang tengorokan, memberi obat dan menyarankan untuk pulang dan
istirahat di rumah. Tapi, “Ibu sangat khawatir melihat kondisi saya, karena
saya terus mengeluh tidak enak badan. Akhirnya saya dibawa ke sebuah rumah
sakit di Jakarta Pusat,” ungkapnya.
Saat dilakukan pemeriksaan, Analysa kecil muntah
darah. Ia langsung dirujuk ke RS Pertamina Pusat, Jakarta Selatan. Di ruang ICU,
ada 2 anak lain yang mengalami hal serupa. “Keduanya meninggal. Oleh dokter, ayah
diminta mengumpulkan anggota keluarga dan mendoakan saya, yang saat itu dalam
kondisi tidak sadarkan diri dan ada kemungkinan tidak tertolong.”
Tanpa diduga mukjizat datang. “Saya yang semula kondisinya
sangat parah, ternyata bisa pulih kembali. Keluarga selalu bilang bahwa saya
anak mukjizat, karena bisa selamat dari penyakit demam berdarah,” jelasnya.
Dokter spesialis anak ini sangat concern terhadap ASI
ekslusif 6 bulan. Ia berusaha mengedukasi orangtua untuk bisa memberi ASI
kepada anaknya. Selain sebagai konselor laktasi, ia aktif memberi edukasi
mengenai kesehatan anak, pentingnya imunisasi pada anak, dan lain-lain.
Dokter yang hobi travelling ini selalu
menyempatkan diri berlibur keluar negeri bersama keluarga kecilnya, paling
tidak setahun sekali saat libur Natal dan tahun baru. “Waktu bersama keluarga,
saya selalu pergunakan dengan sebaik-baiknya.”
Hari Sabtu dan Minggu, biasa dimanfaatkan untuk berkumpul
dengan keluarga nonton TV, bermain dan lain-lain. “Nggak asik juga kalau saya
tiap hari mengurus anak orang lain, tapi anak sendiri tidak terurus.” (ant)
Tidak ada komentar
Posting Komentar