dr. M Taufik A Pohan, SpJP
Sejak remaja, ia hobi main basket. Usia 40, ia
cidera lutut. “Sekarang olahraga saya bersepeda dan treadmill. Istilah kerennya
cross training (menggabungkan dua
jenis olahraga), supaya tetap sehat,” jelas dr. M Taufik A Pohan, SpJP, dari RS Pondok Indah, Jakarta.
Ayah 2 anak ini, saat penghasilannya masih kecil,
sudah membeli treadmill. Rumah kecil, membuat treadmill ditaruh dekat meja
makan dan pesawat TV. “Untuk antisipasi. Kami delapan bersaudara, hampir
semuanya sakit jantung.”
Ia tidak merokok. Namun faktor risiko riwayat
keluarga tak dapat diubah. Saat CT scan diketahui ada penyempitan pembuluh
darah jantung 30%. Risiko juga datang karena stress, bila tengah malam harus ke
rumah sakit untuk melakukan tindakan. Mengingat kesehatannya, ia hanya praktek
di satu rumah sakit. “Entah kalau nanti RSPI buka di Bintaro, yang tidak
terlalu jauh dari rumah.”
Bersepeda santai sekitar tempat tinggal sangat
mengasyikkan. “Bersepeda dengan track yang sulit, seperti jalur pipa atau track
naik turun, tidaklah,” ujarnya. Ia memiliki
4 sepeda, agar anak istri bisa ikut bersepeda. Hanya saja, “Memotifasi anak
untuk bersepeda susah. Alasan istri lain lagi, takut hitam.”
Ketika PTT di Timor-Timur tahun 1987, ia sempat
dikabarkan meninggal. Ceriteranya, ia cuti ke Jakarta. Berbarengan kepergiannya
ke Jakarta, Puskesmas tempatnya bertugas mendapat panggilan untuk menolong pasien
melahirkan. Mantri berangkat bersama supir ambulance.
Dalam perjalanan, di malam hari, ambulance
terjebak di sungai. Ketika itu Timtim masih wilayah RI dan masih terjadi konflik.
Supir memaksa mobil bergerak. Knalpot bocor dan gas CO2 masuk ke ruang kemudi.
Supir dan mantri meninggal di tempat. “Warga mengira yang meninggal itu saya.”
Di Timtim, dokter sangat dihormati penduduk
setelah Pastur. “Kalau mobil dokter mogok, warga langsung membantu.” (ant)
1 komentar
Greetings! Very helpful advice in this particular post!
It is the little changes that make the largest changes.
Many thanks for sharing!
Posting Komentar