Advertiser

Breaking News

dr. AAA Agung Kusumawardhani, SpKJ(K)


dr. AAA Agung Kusumawardhani
Hari ulang tahun dr. AAA Agung Kusumawardhani, SpKJ(K), selalu dirayakan secara meriah di seluruh dunia. “Kebetulan, hari lahir saya bertepatan dengan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia,” ujar kelahiran Denpasar, 10 Oktober 1955 ini.
Sedikit banyak, itulah yang mendorongnya menjadi spesialis kesehatan jiwa, di samping ketika menjalani Inpres di Jakarta, “Banyak kasus gangguan jiwa yang datang ke Puskesmas dan tidak banyak pasien yang dapat ditangani secara optimal.”  Setelah ada pelatihan dari dokter rumah sakit jiwa, ia dapat memahami mengenai gangguan kesehatan jiwa secara lebih mendalam.
“Kesehatan jiwa menarik untuk dipelajari. Ada pasien yang sudah dikasih bermacam obat tetap tidak sembuh. Setelah diajak ngobrol, eh, malah sembuh,” ia tertawa.
Kasus pertama gangguan jiwa yang ia tangani adalah depresi pasca pensiun. “Saya sempat bertanya-tanya, kenapa orang pensiun bisa depresi,” jelasnya. Ternyata, mereka yang pensiun banyak mengalami masalah. Misalnya, peran sebagai orangtua berkurang karena anak-anak mulai mandiri.
Tampaknya, sejak kecil secara tidak langsung ia sudah dipersiapkan untuk menjadi dokter. Ayahnya seorang neurologi. “Kami tinggal di rumah dinas yang bersebelahan dengan rumah sakit. Melihat dokter, perawat, pasien, ambulance, sudah tidak asing buat saya,” kata anak kedua dari 8 bersaudara, yang tiga saudaranya juga menjadi dokter ini.
Lulus spesialis dari Departemen Psikiatri FKUI, ia menjadi staf di departemen ini. Ia kemudian diangkat menjadi sekretaris program studi. Belakangan ia menjabat Kepala Departemen Psikiatri FKUI/ RSCM. Tugasnya, “Mengurus mulai soal pendidikan, penelitian dan pelayanan bidang psikiatri.”
Di depan namanya ada tiga huruf A, singkatan dari Anak Agung Ayu yang menunjukan bahwa ia berasal dari kasta ksatria.
“Kebahagiaan tersendiri kalau pasien saya bisa pulih dan kembali melakukan kegiatan seperti sediakala. Ada pasien mahasiswa yang bisa kembali ke bangku kuliah.”
Ia berharap, Indonesia bisa memiliki Institution of Mental Health yang komprehensif. Yang dapat memberi pelayanan kesehatan jiwa yang bermutu, dan bisa mengembangkan bidang penelitian, dan pendidikan.
Saat ini, masalah kesehatan jiwa masih dilihat sebelah mata. Katanya. “Departemen Psikiatri FKUI/ RSCM letaknya di pojok, kayak tempat kemping.” Kalah jauh dibanding Departemen lain. Sedangkan, “Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), gangguan psikiatri merupakan gangguan terbanyak, yang dapat mengakibatkan disabilitas pada penderita.” (ant)

Tidak ada komentar