Advertiser

Breaking News

dr. Fachrisal Ipang SpOT(K)-SPINE


dr. Fachrisal Ipang
Bagi dr. Fachrisal Ipang SpOT(K)-SPINE (38 tahun), menjadi spesialis orthopedi adalah yang paling pas. “Bidang orthopedi lebih jelas dan nyata tindakanya, dibanding ilmu kedokteran lain. Setelah dilakukan tindakan, umumnya terjadi perubahan nyata pada pasien. Yang tadinya tidak bisa jalan, bisa jalan,” ujarnya.
Diagnosisnya juga pasti. Kasus patah tulang, misalnya, dapat terlihat jelas patahannya. Sehingga, “Sebagai dokter, kita langsung bisa merencanakan tindakan apa yang tepat.”
Ia menilai, orthopedic di Indonesia sudah berkembang lebih baik, dan dapat dikatakan sudah sejajar dengan negera-negara lain di dunia. Hanya saja, jumlah spesialis orthopedic masih sangat kurang. “Baru ada sekitar 500 orang dan penyebaranmya masih terkonsentrasi di kota-kota besar; 25%nya ada di DKI Jakarta.”
Manfaat orthopedi ia sadari ketika menjadi tim kesehatan gabungan (Setgab) di Ambon, yang sedang mengalami konflik pada tahun 2000. Ketika itu, kasus orthopedi sangat banyak dan dominan, dibanding kasus lain. Itulah yang membuatnya tertarik menjadi spesialis orthopedi.
Hobi moge (motor gede)? “Sejak sekolah usia 15 tahun saja sudah naik motor. Kalau sekarang masih naik sepeda motor, yang gede atau yang kecil, enggaklah. Sudah capek,” jelasnya. Untuk menjaga kondisi fisik, ia biasanya berenang atau lari-lari kecil di sekitar tempat tinggal.
Hobby traveling untuk sementara diubah, mengingat belakangan ini banyak terjadi kasus kecelakaan pesawat. Untuk saat ini, “Perjalanan darat lebih saya utamakan. Terlebih jika bareng teman-teman atau keluarga. Sangat mengasyikkan.”  
Hanya saja, ayah 3 anak ini tidak bisa sering-sering traveling bersama keluarga. Kebetulan, isterinya seorang dokter spesialis jantung sehingga susah untuk membagi waktu. “Istri saya praktek dan saya sering pulang malam untuk menangani kasus emergency,” jelasnya. Untuk mengakalinya, mereka sepakat menjadikan hari libur sebagai hari untuk bersama keluarga. (ant)

Tidak ada komentar