dr. Amaranila Lalita Drijono, SpKK
Kartini telah
mendorong wanita Indonesia untuk sukses di bidang tertentu. Ada wanita bupati pertama Indonesia, wanita presiden pertama
dan masih banyak lagi. Siapa pendiri klinik kesehatan perempuan pertama
Indonesia? Dia adalah dr. Amaranila
Lalita Drijono, SpKK. Ditemui di temu media bertema “Risiko setelah
melahirkan, Apa yang tidak anda ketahui dan wajib diketahui,” 12 Juni 2013 di
Jakarta, ia berkata, “Tujuan mendirikan klinik perempuan pertama di Indonesia
ini adalah untuk menyehatkan perempuan Indonesia.”
Wanita memiliki
kodrat mendasar yaitu melayani. Di masa anak-anak melayani orangtua, setelah
menikah melayani suami, dan setelah melahirkan melayani anak-anak. “Hal ini tak
terpisahkan dari wanita,” ujarnya. Karena terbiasa melayani, wanita cenderung
melupakan kesehatan diri sendiri. “Kalau anak atau suami sakit, mereka tak
segan-segan untuk membawa ke dokter. Ketika diri sendiri yang sakit, dianggap
remeh. Yang penting masih bisa jalan, antar jemput anak atau memasak. Sakit
umumnya tidak dipedulikan.
Dulu, rumah
sakit terasa menakutkan bagi wanita, ditambah lagi dengan lamanya antrian. Klinik
perempuan pertama Puan Jakarta Boutique Clinic ia dirikan di Pondok Indah,
Jakarta, kemudian pindah ke Cilandak. Puan berasal dari kata ‘perempuan’, artinya
wanita yang dimuliakan. Di sini, pasien dimanjakan dengan berbagai kemudahan,
seperti appointment dengan dokter. “Waktu konsultasi bisa ditentukan bersama dokter
dan pasien. Jika telat, petugas klinik akan mengubah atau menunda jadwal. Tujuannya
agar wanita pasien tidak terlalu lama antri,” jelasnya.
Di klinik ini,
semua tenaga medis dan para medisnya perempuan. “Wanita harus lebih hati-hati.
Untuk pemeriksaan biasanya kan buka-bukaan, kadang curhat. Dengan sesama
perempuan, pasien akan lebih terbuka” katanya.
Belakangan, petugas
administrasi diganti pria. “Pengalaman selama 10 tahun, pasien kadang complain biaya
perawatan dinilai terlalu mahal. Karyawati biasanya suka dimarahi. Kepada karyawan
pria, pasien merasa segan,” ia tertawa. Kini, ia membuka klinik baru “Perempuan
Clinic – Bunda International Clinic”. Kenapa tidak memakai kata Puan? “Memakai
nama Puan, klinik kami pernah dikira milik Puan Maharani, puteri mantan
Presiden RI Megawati.” (ant)
Tidak ada komentar
Posting Komentar