Advertiser

Breaking News

dr. Arini Safira N Akbar, SpM


dr. Arini Safira N Akbar
Belajar dan terus belajar, itulah kegiatan dokter cantik kelahiran Jakarta 1982 ini. Ia sedang mengambil fellowship di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, mengenai glaucoma.  “Penyakit mata glaucoma prevalensinya masih cukup banyak di Indonesia, mau pun dunia,” ujar dr. Arini Safira N Akbar, SpM.

Glaucoma merupakan penyakit mata nomor dua setelah katarak, yang dapat mengakibatkan kebutaan. Bedanya, katarak masih bisa diobati setelah mengalami kebutaan, glaucoma tidak, Karena yang terkena adalah saraf mata pasien. Jadi, penting untuk melakukan upaya pencegahan pada penyakit ini.” Glaucoma sering disebut sebagai pencuri penglihatan, karena penyakit ini datang tanpa gejala.

Anak ke-3 dari 4 bersaudra ini tertarik mendalami ilmu kedokteran mata, karena mata secara anatomi bagiannya sangat kecil sehingga ia bisa lebih fokus mendalaminya. Selain itu, ia masih bisa melakukan tindakan bedah, yang memang ia sukai. “Sebagain besar kasus mata, tindakannya adalah bedah,katanya.

Ia tak takut bepergian keluar kota, apalagi jika untuk melakukan bakti sosial. “Terakhir, Mei 2013, saya ikut bakti sosial ke daerah Pontianak, Kalimantan Barat. Di sana, bersama tim dari Jakarta dalam sehari mereka mengoperasi 150 mata. Sangat melelahkan, karena dalam sehari satu dokter menangani 40-50 mata untuk operasi. Di sisi lain, ia  mendapatkan kepuasan batin yang luar bisa. “Kepuasan datang sehari setelah operasi; perban penutup mata pasien dibuka dan pasien bisa melihat. Senyum mereka merupakan bayaran yang tak ternilai,” tuturnya.

Untuk satu pasien katarak, dr. Fira mampu mengerjakan hanya dalam 15 menit. “Dulu saat masih menjadi PPDS, paling tidak membutuhkan waktu 30-40 menit,” jelasnya.

Ia hobi main musik sejak umur 5 tahun; ia memilih piano klasik. Pilihan itu, Lebih karena ibu saya. Dulu, kakak-kakak saya juga disuruh ikut les piano.” Lagu andalannya “October” - Pyotr Ilyich Tchaikovsky. Dari lagu ini ia pernah mendapat best performance saat ujian kenaikan tingkat di sekolah musiknya.

Pandai bermain musik, ia tetap ingin mengabdikan dirinya untuk masayarakat di bidang kesehatan. Di sini, “Saya bisa menolong orang sakit atau meringankan beban penderitaan mereka.” (ant)

Tidak ada komentar