Prof. Dr. Hardinsyah, MS
Ditunjuk untuk
meneruskan usaha pertanian dan perternakan milik ayahnya, pria ini lebih memilih
menjadi ilmuwan. “Menurut saya, ini lebih menarik. Apalagi jika sampai punya
gelar doktor atau profesor,” ujar Prof. Dr. Hardinsyah,
MS, di sela-sela perayaan ulang
tahun ke-25 PT Nutricia Indonesia Sejahtera di Jakarta, 12 Februari 2013.
Dalam mengejar
ilmu, pria yang pernah menjadi siswa teladan tingkat daerah ini tidak mau
tanggung-tanggung; S2 dan S3 diperoleh di luar negeri (Cornell
University di New
York, AS, dan Queensland University Australia).
Belajar di negara maju dinilainya menarik, karena sistem pembelajarannya sangat
demokratis. Biasanya, orang Asia kalau ingin
bertanya menunggu yang lain dulu. “Di tempat saya kuliah, kami bisa bertanya
langsung. Sama seperti kebudayaan di Sumatra,”
ujarnya.
Ia menyelesaikan
kuliah dengan cara berbeda, dibanding mahasiswa umumnya. “Saya melakukan
terobosan. Bagi calon doktor yang kuliah di luar negeri, biasanya saat pulang
belum meraih gelar doktor. Itu karena disertasi harus dikirim dulu ke penguji.
Setelah menanti respon selama 2-3 bulan, baru ada kata lulus atau perlu
perbaikan. Waktu itu saya mengajukan tes lisan, saat itu juga kelulusan
diberitahukan, sehingga gelar doktor sudah di tangan,” ujarnya.
Suami Priyani
Etsuri Rutri ini saat memberi nama anak-anaknya disesuaikan dengan perjalanan
karir dan tempat studi. “Anak pertama, Anggary Pasha Dewani. Dewani diambil
saat saya menjadi anggota Dewan Kota Bogor. Anak kedua Azriansyah Ithakari.
Ithakari diambil dari Kota Ithaka, tempat kuliah S2. Ditambah
RI yang artinya Republik Indonesia. Anak
ketiga Ameria Briliana Shoumi. Briliana diambil dari Brisbane
dan Australia,
tempat kuliah S3,” ujarnya.
Sebagai ahli
pangan dan gizi, ia biasa menerapkan pola makan sehat dalam keluarga. Buah dan
sayur wajib dikonsumsi. Pengeluaran untuk ini cukup banyak, karena setiap
membeli buah selalu berbagai jenis. Bila menjumpai ada yang mengonsumsi makanan
tidak sehat, “Saya tidak segan-segan mengritik.”
Apa yang
membuatnya selalu bersemangat dan menghantarkannya menjadi seperti sekarang? “Do the best. Lakukan yang terbaik. Meski
takdir kadang membuat kita mengalami kegagalan, kita harus tetap memberikan
yang terbaik,” ujar Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia 2012 ini. (ant)
Tidak ada komentar
Posting Komentar