dr. Agasjtya Wisjnu Wardhana, SpPD, FINASIM
Sudah nonton The Raid? Film laga Indonesia yang
banyak dipujikan itu ternyata melibatkan seorang dokter, dr. Agasjtya Wisjnu Wardhana, SpPD, FINASIM (50 tahun). Kelahiran
Malang 3 Februari 1963 ini, sejak usia 7 tahun sudah menekuni olahraga bela
diri. “Saya suka ikut ayah latihan Ju-jitsu,” ujarnya. Di jaman itu, belum
banyak orang yang belajar bela diri itu. Piawai memperagakan beberapa jurus bela
diri, si kecil Agasjtya sempat muncul sebagai pemain figuran dalam film laga “Pembalasan
Tangan Besi” yang dibintangi Ratno Timur.
Saat SMA dan
Kuliah di FK Universitas Diponegoro, Semarang, ia terus mengasah diri dalam
seni bela diri. Ia antara lain berlatih
Kempo dan mempelajari beberapa ilmu bela diri asli Indonesia seperti Prana Sakti Mataram, Perisai Diri dan kemudian SIN LAM BA.
“Di SIN LAM BA
saya menyadari bahwa pencak silat asli Indonesia tidak kalah bagus dibanding olahraga bela diri lain di dunia,” ujarnya.
Di perguruan bela diri ini, ia menjabat sebagai salah satu ketua. Ia mencoba mengombinasikan
jurus-jurus yang selama ini dipelajari dengan pengetahuannya di dunia medis. Ia
menciptakan gerakan-gerakan untuk pengobatan penyakit seperti asma dan
hipertensi. “Dengan jurus yang saya ciptakan, pasien asma kronik bisa sembuh
total dan meninggalkan obat yang sebelumnya digunakan pasien,” ujarnya.
Pasien asma cukup
rutin berlatih 3x seminggu selama kurang lebih 3 bulan. Setelah mencapai tingkatan
tertentu, pasien ia pukul atau tendang untuk mengeluarkan lendir yang
mengganggu saluran pernafasan. Setelah diterapi, pasien yang tadinya bila kena
udara dingin, hujan, mengisap debu dan stress akan kambuh, dengan seijin-Nya
bisa sehat kembali.
Pengalaman
bermain film di masa kecil kini berlanjut. Dia termasuk sosok di belakang layar
yang membuat film Raid meraih sukses. “Saya menjaga anak didik saya di film itu,”
ujarnya. Sukses dengan The Raid 1, kini ia mempersiapkan anak didiknya untuk
film The Raid 2. “Pengalaman di shooting film The Raid 1, banyak pemain yang
cidera. Mereka harus diberi pertolongan,” ujarnya. Tak ingin tampil langsung di
film, katakan, sebagai suhu yang
turun gunung untuk ikut menumpas kejahatan? Dokter yang rendah hati dan
sederhana ini tersenyum. (ant)
Tidak ada komentar
Posting Komentar