dr. Florence M. Manurung, SpM
“Saya tidak
sengaja memilih bidang ophthalmology. Ini lebih karena dibujuk dosen saya untuk
menjadi asisten saat itu,” ujar dr. Florence M. Manurung, SpM.
Sebelumnya, ia menganggap remeh bidang ini. Ia merasa, menjadi spesialis mata
hanya akan mengurusi mata yang relatif kecil. Lain halnya jika ia mengambil spesialis
penyakit dalam, atau bidang ilmu kedokteran lain.
Kemudian ia menyadari
bahwa mata itu luas, bak menelusuri gua yang banyak tantangannya. “Mempelajari
mata harus sabar, teliti, jeli dan hati-hati,” ujarnya. Mata merupakan komponen
tubuh yang sangat rumit, berhubungan dengan otak dengan kerumitan yang sama.
Setelah lama
mendalami mata, ia mengambil hal yang lebih spesifik yaitu ophthalmology anak. Kebetulan,
rumah sakit tempatnya bertugas membutuhkan seorang ophthalmology anak.
Kebutuhan akan ahli mata anak ternyata semakin meningkat. Ia bersyukur, saat
ini banyak orangtua yang datang ke klinik mata untuk memeriksakan anaknya yang
masih berumur 1 tahun. Ada
kalanya, orangtua khawatir dengan kondisi mata anaknya, padahal sebetulnya
tidak terjadi apa-apa, si anak hanya menderita penyakit mata ringan.
Banyak suka duka
yang dialami. Sukanya ketika orangtua anak bisa diajak komunikasi dengan baik, atau
anaknya lucu dan gampang berkomunikasi. Dukanya, ia harus berangkat lebih pagi
dan pulang belakangan. Tak lain karena sifat anak yang bermacam-macam, ditambah
lagi peri laku orangtuanya. Seperti, ketika melarang anak main game, ia dibalas dengan kata-kata,
“Dokter sok tahu, masa saya gak boleh
main game.” Dilema dokter anak bukan saat pemeriksaan, tapi lebih pada
komunikasi. “Perlu pendekatan psikologi, dan harus ekstra sabar,” katanya.
Dokter mata anak
di Indonesia
terasa makin dibutuhkan kehadirannya. Pertama, pendidikan orangtua makin
meningkat. Kedua, makin banyak kasus mata pada anak karena kemajuan teknologi;
gadget kini makin canggih dan makin banyak acara TV yang menarik untuk anak. Kasus
retinopathy of prematurity (ROP), bisa mengakibatkan kebutaan sejak bayi. Edukasi
baru menyentuh masyarakat perkotaan. “Di daerah-daerah masih belum,” katanya. (ant)
Tidak ada komentar
Posting Komentar