Kurang Percaya Diri Karena Gummy Smile
Senyum yang indah merupakan impian semua orang. Tentunya hal ini
ditunjang dengan gigi dan gusi yang sehat. Menurut drg. Melanie Husna, pakar kesehatan gigi dan mulut, senyum yang
indah hanya memperlihatkan sedikit sekali, bahkan tidak memperlihatkan gusi.
Namun beberapa orang menampakkan lebih banyak jaringan gusi saat tersenyum. Bahkan
gigi dapat terlihat tengelam di dalam gusi. Kondisi ini, dalam dunia kesehatan dikenal
dengan Gummy Smile. “Kondisi ini
dapat menimbulkan gangguan estetika, sehingga penderitanya menjadi kurang
percaya diri saat tersenyum” jelasnya.
Gummy smile dapat mengenai satu gigi, sekelompok gigi ataupun gigi pada kedua
rahang. Berdasarkan panjang gusi yang terlihat, gummy smile dapat dikelompokan
menjadi ringan, sedang, lanjut, dan berat. Gummy smile ringan jika jumlah
jaringan gusi yang terlihat saat tersenyum kurang dari 25% dari panjang gigi. Disebut
sedang, jika jaringan gusi yang terlihat 25-50% dari panjang gigi. Lanjut jika
jaringan gusi yang terlihat antara 50-100% dari panjang gigi. Sedangkan, gummy
smile berat jika jaringan gusi yang terlihat lebih dari 100%.
Faktor penyebab
Menurut drg. Melanie Husna, gummy smile dapat terjadi akibat beberapa kondisi sebagai berikut, yang meliputi:
1. Pertumbuhan berlebihan dari jaringan gusi (hyperplasia)
Gusi yang normal akan menyusut pada
saat gigi tumbuh. Hal ini dikenal dengan erupsi pasif, yaitu pada saat tumbuh
sebenarnya gigi tidak bergerak, melainkan gusilah yang bertambah pendek
sehingga gigi muncul dan terlihat tumbuh. Gigi yang tumbuh biasanya berukuran
normal. Apabila terjadi hyperplasia, maka gigi terlihat menjadi lebih pendek.
Ini juga dapat disebabkan oleh faktor keturunan atau genetic.
2. Oral hygiene yang buruk
Misalnya pada pengguna kawat gigi
yang malas membersihkan gigi, akibatnya terjadi peradangan atau infeksi pada
gusi.
3. Bernafas melalui mulut
Pada orang yang bernafas melalui
mulut dan bukan melalui hidung, terutama pada malam hari, akan menyebabkan gusi
menjadi kering dan lebih rentan mengalami infeksi. Misalnya pada mereka yang
mengalami hidung tersumbat atau adenoid.
4. Penggunaan obat-obatan
Perrtumbuhan berlebih pada jaringan
gusi dapat dicetuskan oleh penggunaan obat tertentu, misalnya dilantin atau siklosporin.
Dilantin merupakan obat anti kejang, sedangkan siklosporin merupakan obat yang
diberikan pada pasien dengan transplantasi organ, obat ini diberikan untuk
mencegah reaksi penolakan tubuh terhadap organ. Obat-obatan ini digunakan
jangka panjang, dan dapat menimbulkan gummy smile berulang meski telah diterapi.
Obat lain yang dapat menyebabkan pertumbuhan gusi berlebih adalah obat anti
hipertensi dari golongan penyekat calcium (calcium channel blockers), misalnya
amlodipine dan nifedipine.
5. Erosi akibat penggunaan gigi secara berlebihan
Penggunaan gigi secara berlebihan,
dapat menyebabkan pembengkakan gusi sehingga hanya sebagian kecil gigi yang
terlihat.
6. Hiperaktivasi dari otot bibir atas
Pada kasus ini, bibir atas terangkat
lebih dari normal saat tersenyum.
7. Akibat pertumbuhan berlebih dari rahang atas
Misalnya rahang atas yang terlalu
menonjol (tonggos)
8. Maloklusi gigi (susunan gigi yang tidak rata)
Dampaknya pada Penderita
Gummy smile jelas menimbulkan efek psikologis yang tidak mengenakkan bagi
penderitanya. Penderita umumnya menjadi kurang percaya diri atau berusaha
menutupi mulutnya saat tersenyum. Ditambahkan oleh drg. Melanie, disamping
gangguan estetika, gummy smile juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan mulut.
Ini karena gusi menjadi terpapar dengan udara sehingga menjadi kering. “Akibatnya
gusi tidak terlindungi oleh air liur yang berfungsi untuk membersihkan mulut
dan membunuh bakteri” jelasnya. Dengan demikian, infeksi pada gusi lebih mudah
terjadi. Selain itu, penderitanya juga sering mengeluhkan tergigitnya bagian
dalam mulut secara tidak sengaja atau pada saat makan.
Terapi
Terapi gummy smile dilakukan melalui pembedahan. Pembedahan bisa
dilakukan oleh seorang ahli bedah mulut dan mungkin diperlukan konsultasi
dengan periodontis atau ortodontis, bergantung pada berat ringannya gangguan.
Ada beberapa teknik, yang dapat dilakukan untuk mengatasi gummy smile. Teknik
ini dapat dilakukan sendiri atau sekaligus bergantung pada kasus yang ada.
- Terapi menggunakan laser (untuk
kasus yang ringan). Dilakukan untuk membuang sedikit jaringan gusi
(gingivektomi).
- Prosedur pemanjangan mahkota
gigi (crown lengthening). Pembuangan lebih banyak jaringan gusi, diikuti dengan
tulang di bawahnya.
- Lip lowering surgery, yaitu
operasi pemanjangan batas bibir atas menjadi lebih mendekati gigi. Pembedahan
dilakukan dengan melekatkan gusi dengan bagian dalam bibir, agar tidak tertarik
terlalu ke atas saat tersenyum.
- Pembedahan tulang rahang atas
Menurut drg. Melanie, apabila
terjadi maloklusi dapat dilakukan perawatan orthodonti terlebih dahulu. Bila
masih diperlukan, baru dilakukan perawatan dengan operasi kecil di atas.
Tidak ada komentar
Posting Komentar