Penyebab 'Mandulnya' Seorang Pria
Terdapat sekitar 10-15% pria infertilitas di dunia.
Mengetahui penyebabnya dengan tepat, merupakan langkah terbaik untuk menentukan
terapi yang pas bagi pasien.
Menurut dr. Indra Gusti Mansyur, SpAnd, secara umum penyebab infertilitas
bisa dibagi menjadi 3 kelompok, yakni; pretestiscullar, testicular, dan
posttesticular.
1. Penyebab
infertilitas pretesticular. Penyebab infertilitas pretesticular, di antaranya
penyakit bawaan yang biasanya berada di hipotalamus, hipofisis, mau pun organ
perifer. Kesemuanya ini akan mengubah hypothalamic-pituitary axis. Beberapa
penyakit pada hipotalamus, mungkin akan mengakibatkan hypogonadotropic
hipogonadism. Jika GNRH tidak disekresikan, pituitary tidak akan melepaskan LH
dan FSH. Idealnya, pasien diberi terapi pengganti, dengan exogenous GnRH atau
HCG, LH analog, meski kondisi ini tidak selalu terjadi. Beberapa kondisi
penyebab infertilitas pretesticular, di antaranya:
a. Idiopatik
hipogonadotropik hipogonadisme
b. Prader-Willi
syndrome
c. Laurence-moon-Biedl
syndrome
d. Prolactinoma
e. Defisiensi
LH yang terisolasi
f.
Defisiensi FSH yang terisolasi
g. Thalasemia
h. Cushing
disease
i.
Beberapa kondisi lain, seperti: tumor SSP, temporal
lobe seizures, dan penggunaan obat-obatan seperti dopamine antagonist, yang
kemungkinan dapat mengganggu hipotalamus pituitary axis pada hipotalamus
2. Penyebab
infertilitas testicular. Penyebab invertilitas testicular yang utama, bisa
disebabkan oleh kelainan kromosom atau nonkromosomal. Kegagalan kromosom
umumnya disebabkan oleh kelainan kromosom seks, mau pun gangguan autosomal yang
dapat diamati.
a. Kelainan
kromosom. Diperkirakan sekitar 6-13% infertilitas pada pria disebabkan kelainan
pada kromosom. Pasien dengan azoospermia atau oligospermia berat, memiliki
kecenderungan mengalami abnormalitas kromosom (10-15%) bila dibandingkan dengan
pria subur, yang memiliki kerapatan sperma dalam kisaran referensi (1%).
Kariotipe tes dan Y kromosom test untuk procedure microdeletions, diindikasikan
pada pasien dengan non obstruktif azoospermia mau pun pada mereka dengan
oligospermia berat (< 5 juta sperma/mL), meski terdapat kemungkinan
indikasi yang berkembang.
b. Klinefelter
syndrome. Klineflter syndrome merupakan penyebab paling umum pada kromosom,
yang mengakibatkan infertilitas pada pria. Diperkirakan, angkanya mencapai 1
dalam 500-1000 kelahiran laki-laki. Sindrom Klinefelter klasik memiliki sebuah
kariotipe 47, XXY dan disebabkan oleh nondisfunctions selama pembelahan meiosis
pertama, dan paling umum pada maternal origin. Bentuk mosaic disebabkan non
disjunctions berikut saat fertilization. Faktor risiko yang diketahui pada
klinefelter syndrome, adalah ibu dengan lanjut usia. Infertilitas umumnya
disebabkan oleh kegagalan primer testis dan banyak dari pasien yang mengalami
azoospermic. Alasial hormone menunjukan adanya peningkatan kadar gonadotropin,
sementara 60% lainnya mengalami penurunan kadar testosterone. Anehnya,
kebanyakan pasien disini memiliki tingkat libido yang normal, ereksi dan juga
orgasme.
c. XX
male (seks reversal sindrom). Kariotipe XX terjadi karena adanya crossover pada
wilayah seks determining (SRY) dari kromosom Y (dengan factor penentu testis)
baik kromosom X mau pun autosom. sehingga pasien umumnya pendek, dengan bentuk
testis yang kecil dan juga ginekomastia. Namun, umumnya mereka memiliki penis
dengan ukuran yang normal, sematara pada tubulus seminiferus menunjukan adanya
sclerosis.
d. XYY
Male. Kerotipe XYY ditemukan sekitar 0,1-0,4% pada setiap kelahiran laki-laki.
Umumnya pasien ini sangat tingggi namun memiliki oligospermic yang parah, mau
pun dengan azoospermic. Pola ini telah dikaitkan dengan perilaku agresif. Pada
pemeriksaan biopsy menunjukan arrest yang matur, mau pun adanya pematangan pada
aplasia sel. Secara fungsional, sperma yang hadir menunjukkan sebuah kerotipe
normal.
e. Noonan
syndrome (46,XY). Pada pasien dengan noonan syndrome atau yang dikenal dengan
male turner syndrome, memiliki karakteristik fisik yang mirip dengan wanita
dengan turner syndrome (45X). FFitur yang muncul diantaranya; leher yang
berselaput, perawakan yang pendek, low-set ears, ptosis, dada berbentuk seperti
perasai, lymphedema pada tangan dan kaki, ganggauan kardiovaskuler, dan cubitus
valvagus. Fungsi sel leydig yang terganggu, dan pada sebagian besar pasien
mengalami infertilitas karena terjadi gangguan primer pada testis.
f.
Mixed gonadal dysgenesis (45, X/46, XY)
g. Y
chromosome microdeletion. Kromosom y (yq) diangap memiliki peran yang penting
pada tingkat kesuburan, terutama Yq11.23 (6 interval). Penghapusan makroskopoik
dari Yq11 sering ditemukan pada pasien dengan azoospermia, meskipun banyak dari
mikrodeletions baru dikatakan memiliki keterlibatan sebagai penyebab signifikan
terjadinya infertilitas. Microdeletion ini tidak bisa diamati pada pemeriksaan
kerotipe regular, namun ia dapat di identifikasi menggunakan polymerase chain
reactions (PCR)-berdasarkan urutan dan juga pemetaan atau menggunakan southern
blot analisis. Tiga bagian telah dijelaskan, dan disebut sebagai factor
azoospermic a,b dan c (AZFa, AZFb, AZFc). Deletions ini dapat diamati dalam
3-19% pada pasien dengan infertilitas idiopatik dan 6-14% pada pasien dengan
oligospermia. Meskipun lebih dari 7% dari pasien infertilitas memiliki penyebab
lain. Kemungkinan dari mereka juga ditemukan adanya penghapusan.
h. Bilateral
anorchia (vanishing testis syndrome)
i.
Down syndrome
j.
Myotonic dystrophy
k. Nonchromosomal
testicular failure
l.
Varikokel
m. Kriptorkismus
n. Trauma
o. Germinal
cell aplasia
p. Kemoterapi
q. Terapi
radiasi
r.
Orchitis
s. Granulomatous
disease
t.
Sickle cell disease
u. Penyebab
idiopatik
3. Penyebab
Infertilitas post-testicular. Penyebab infertilitas posttesticular adalah
hal-hal yang terkait dengan gangguan pada transportasi sperma, baik yang
melalui sitem ductal, karena bawaan lahir mau pun gangguan yang baru saja didapatkan
oleh pasien. Sumbatan pada saluran genital, merupakan penyebab potensial dari
infertilitas pada pria yang dapat disembuhkan, dengan prevalensi yang
diperkirakan mencapai 7% pada pasien infertilitas. Sehingga, tentunya, sperma
tidak dapat melewati mukus servik yang kemungkkinan disebabkan oleh kelainan
struktural. Beberapa kondisi yang termasuk dalam kategori penyebab infertilitas
post testicular, di antaranya:
a. Congenital
blockage pada system ductal. Terjadi peningkatan jumlah penderita penyumbatan
pada system duktal, setelah dilakukan pengamatan pada anak dengan ibu yang
mengalami DES selama kehamilan. Segmental displasia didefinisikan sebagai suatu
kondisi dengan Vas deferens, yang setidaknya memiliki 2 kondisi vassal
obstruction yang berbeda.
b. Cystic
fibrosis
c. Acquired
blockage pada system duktal
d. Antisperm
antibody
e. Obstruksi
pada saluran ejakulasi. (ant)
Tidak ada komentar
Posting Komentar