Media Monitoring CSR [Waskita Karya] Peduli Kesehatan Masyarakat, PT Waskita Karya Selenggarakan Pengobatan Gratis
SIARAN PERS Dapat Disiarkan Segera
Peduli Kesehatan Masyarakat,
PT Waskita Karya
Selenggarakan Pengobatan Gratis
l Pengobatan Gratis Diadakan di 3 Provinsi
di Indonesia
l Pengobatan Gratis yang Diberikan Berupa
Operasi Katarak, Sunatan Massal, Intervensi Nyeri Lutut dan Operasi Bibir
Sumbing
JAKARTA, 6 Desember 2016 – Sebagai bagian dari komitmennya untuk
menjaga kesejahteraan masyarakat sekitar
dan memperkenalkan gaya hidup yang sehat, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), PT Waskita Karya (Persero)
Tbk kembali menyelenggarakan pengobatan gratis bagi warga kurang mampu di 4
propinsi, yakni: DKI Jakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat.
“Kegiatan CSR dalam bentuk pengobatan
gratis sudah rutin dilakukan oleh PT Waskita Karya, hal ini merupakan salah
satu wujud komitmen dalam menghargai kesejahteraan masyarakat terutama dalam
bidang kesehatan,” Ujar Ir. Agus Sugiono,
M.M., selaku Direktur
Pengembangan dan Sumber Daya Manusia PT Waskita Karya.
Bekerja sama dengan Klinik Nyeri dan Tulang Belakang, Jakarta,
kali ini PT Waskita Karya memberikan pengobatan nyeri lutut secara gratis
kepada 70 pasien yang merupakan warga DKI Jakarta dan sekitarnya.
Dikatakan oleh dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, pakar nyeri dari Klinik Tulang
Belakang Jakarta, masalah nyeri lutut sangat sering dijumpai, dalam kehidupan
sehari-hari. Kondisi ini selanjutnya dapat menurunkan produktifitas, kemampuan
beraktivitas, ganguan tidur, dan ketergantungan pada orang lain.
Proses terjadinya nyeri sangat rumit dan melibatkan
banyak faktor. Pada nyeri akut, mula-mula jaringan yang rusak melepaskan
zat-zat kimiawi yang mengaktifkan reseptor nyeri dan mencetuskan terbentuknya
sinyal-sinyal nyeri. Sinyal nyeri ini kemudian dihantarkan ke sepanjang saraf
melalui saraf tulang belakang menuju otak.
Penggunaan
obat anti nyeri, seperti obat golongan opioid, umum dijumpai dalam terapi
nyeri. “Sayangnya Terapi nyeri
dengan menggunakan obat berpotensi menyebabkan ketergantungan obat anti
nyeri, terutama mereka yang mendapat obat golongan opioid,”
jelas dr. Mahdian. Selain itu menurut survei yang dilakukan oleh American Pain
Foundation (2006), lebih dari 51% responden merasa bahwa nyeri yang mereka
rasakan belum atau hanya sedikit terkontrol
dengan penggunaan obat anti nyeri.
Teknik
intervensi menjadi pilihan terapi nyeri, dalam kegiatan CSR ini pasien nyeri
lutut menerima terapi radiofrequency ablation (RFA). “Teknik ini dilakukan
dengan cara membaalkan saraf penyebab nyeri menggunakan aliran listrik yang
dihasilkan oleh gelombang radio,
sehingga menghentikan rangsang nyeri di daerah lutut,” ujar dr. Mahdian.
Lebih lanjut, selain dilakukan pengobatan
Nyeri Lutut gratis, dilakukan pula operasi katarak gratis, di Papua dan Jakarta
(266 pasien) serta Operasi Katarak dan Donor Darah di Kupang NTT, khitanan massal
di DKI Jakarta (250 anak), operasi bibir sumbing di Jawa Tengah (20 pasien).
Menurut Ir. Agus, peserta yang mengikuti pengobatan ini, rata-rata golongan
tidak mampu.
Rangkaian acara ini,
sudah dimulai sejak November 2016, dan puncaknya pada 1 Januari 2017 yang
sekaligus memperingati ulang tahun ke-56 PT Waskita Karya. Menurut Ir. Agus,
tahun ini jajarannya menyisikan 2% dari total laba yang diperoleh perusahaan
atau senilai kurang lebih Rp 20 miliar. Dana ini selanjutnya digunakan untuk
Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL), yang mencakup sektor pendidikan,
kesehatan, dan pembangunan tempat ibadah serta perbaikan fasilitas umum.
Rencananya, tahun 2017
nanti PT Waskita Karya akan melakukan kegiatan berkelanjutan, bahkan
diperkirakan jumlahnya akan lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya karena laba
perusahaan yang diperkirakan mengalami peningkatan.
Selain membantu
masyarakat yang kurang mampu. Kegiatan ini juga diperuntukan bagi pegawai level
bawah PT Waskita Karya. “Mudah-mudahan masyarakat terbantu dan semakin sehat dengan
adanya kegaiatan ini,” pungkasnya.
Tentang PT Waskita Karya
Didirikan pada 1 Januari
1961, Waskita Karya sebagai salah satu BUMN terkemuka di Indonesia memiliki
peran utama dalam pembangunan di Indonesia. Waskita Karya semula focus dalam pembangunan proyek sumber daya air seperti
dermaga, pengerukan pelabuhan, dan irigasi.
Sejak 1973, status hukum
Waskita Karya diubah menjadi "Persero" PT Waskita Karya. Sejak saat
itu, perusahaan mulai mengembangkan usahanya sebagai kontraktor umum terlibat
dalam jangkauan yang lebih luas dalam kegiatan konstruksi termasuk jalan raya,
jembatan, pelabuhan, bandara, bangunan, tanaman pembuangan limbah, pabrik
semen, pabrik dan fasilitas industri lainnya.
PT Waskita Karya atau
yang akrab disebut “Waskita” memperoleh sertifikasi ISO 9002:1994 pada bulan
November 1995; yang menjadi pengakuan internasional meyakinkan tentang Sistem
Manajemen Mutu ISO dilaksanakan oleh perusahaan dan titik awal menuju era
global kompetisi. Pada bulan Juni 2003, Waskita telah berhasil memperbarui
Sistem Manajemen Mutu dan mampu mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2000. Ini
menjadi indikasi yang kuat tentang bagaimana perusahaan memahami dan selalu
berusaha untuk memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan.
Pengembangan bisnis telah
rutin dilakukan dengan menyediakan layanan seperti Investasi Jalan Tol,
Konstruksi Bangunan, Infrastruktur, Pekerjaan Sipil, EPC, dan Proyek
Pertambangan. Perusahaan juga sangat peduli dengan pengembangan sumber daya
manusia, kesehatan, keselamatan, lingkungan, dan kualitas dalam melakukan
kegiatan usahanya.