Advertiser

Breaking News

Siaran Pers - Cara Cepat Atasi Nyeri Lutut

Siaran Pers                                                                                                                        Dapat Diterbitkan Segera

Cara Cepat Atasi Nyeri Lutut

Nyeri lutut sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia. Diperkirakan kejadiannya mencapai 25% populasi. Kondisi ini dapat menyerang siapa saja, mulai anak-anak hingga lanjut usia. Nyeri lutut dapat datang secara tiba-tiba atau setelah  trauma/cidera, termasuk sesaat setelah melakukan aktivitas fisik ringan atau berolahraga.

Dikatakan oleh dr. Ade Sri Wahyuni, SpRM, pakar Nyeri dari Klinik Nyeri dan Tulang Belakang, Jakarta, meski dapat sembuh dengan sendirinya, banyak kasus nyeri lutut yang menetap jika tidak diobati dengan segera sehingga dapat menghambat aktivitas penderitanya. Selain nyeri yang mengganggu, penderita umumnya juga mengalami sejumlah gejala lain seperti bengkak, kemerahan, dan kaku atau sulit untuk digerakan.

Dalam dunia kedokteran, penyebab nyeri lutut dapat dibagi menjadi 4 kriteria, yaitu nyeri lutut yang disebabkan akibat cidera, masalah mekanis, radang sendi atau arthritis, dan penyebab lainnya.

Selain cidera ACL (Anterior Cruciate Ligament) yang sudah banyak dikenal, nyeri lutut akibat cidera umumnya terjadi karena adanya masalah pada komponen-komponen penyangga lutut seperti ligamen, tendon, tulang rawan, dan kantong cairan sendi (bursae). Nyeri lutut dapat muncul karena adanya bursitis. “Bursitis merupakan peradangan atau pembengkakan bursae. Gejala utama bursitis adalah rasa sakit dan warna kulit yang memerah pada area yang mengalami peradangan. Rasa sakit ini biasanya memburuk saat tubuh bergerak atau mengalami tekanan. Selain rasa sakit, area yang terkena bursitis juga akan terasa kaku serta bengkak,” ujar dr. Ade Sri Wahyuni. 


Salah satu gangguan mekanis yang berperan pada terjadinya nyeri lutut adalah Iliotibial Band Syndrome (ITBS). Sindrom ini merupakan salah satu cidera yang paling sering terjadi pada pelari. ITBS terjadi ketika jaringan ikat iliotibial atau IT band; ligamen yang terdapat di sepanjang bagian luar paha mulai dari pinggul sampai tulang kering; menjadi ketat dan meradang. IT band menempel pada lutut dan membantu stabilisasi serta gerak dari sendi. Ketika IT band tidak bekerja seperti seharusnya, pergerakan lutut akan menimbulkan rasa sakit. “Rasa sakit yang ditimbulkan bisa sangat parah,” jelasnya.

Selain bursitis dan ITBS, penyebab nyeri lutut yang paling umum adalah artritis atau radang sendi. Jenis artritis yang dapat mengakibatkan terjadinya nyeri lutut di antaranya osteoartritis, arthritis reumatoid, gout, dan arthritis septik.

Osteoartritis merupakan jenis artritis yang paling banyak ditemui. Kadang disebut juga sebagai artritis degeneratif karena terjadi melalui proses penuaan. Osteoartritis ditandai dengan kerusakan tulang rawan (kartilago), pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, meregangnya kapsul sendi, yang disertai peradangan.

Peradangan sendi lain yang menimbulkan nyeri lutut adalah reumatoid arthritis (RA). RA terjadi pada sekitar 1% populasi di Amerika Serikat. Penyakit ini dua sampai tiga kali lebih sering dijumpai pada wanita dibandingkan pria. Namun, rheumatoid arthritis yang terjadi pada pria cenderung lebih berat. Reumatoid arthritis biasanya terjadi pada usia pertengahan, meski demikian anak-anak dan orang lanjut usia juga dapat terkena. Peradangan sendi kronis ini biasanya terjadi pada sendi di kedua sisi tubuh, seperti tangan, pergelangan tangan, atau lutut. “Kesimetrian ini membantu dokter membedakan reumatoid arthritis dari jenis arthritis yang lain,” ujar dr.Ade  Sri Wahyuni.

Jenis radang sendi lainnya adalah gout. Gout ditandai dengan adanya kristalisasi asam urat yang menumpuk pada sendi lutut atau sendi lainnya. Penumpukan kristal asam urat inilah yang selanjutnya menimbulkan nyeri berulang pada sendi.

Selain beberapa kondisi diatas, sindrom nyeri patelofemoral juga menjadi salah satu penyebab terjadinya nyeri lutut. Penderita sindrome ini akan mengalami nyeri tepat dibagian depan lutut atau diantara patella dan tulang paha (femur). Kondisi ini sering terjadi pada remaja, pekerja kasar dan juga atlit. Gejala nyeri akan muncul ketika penderita sindrome nyeri patelofemoral menaiki tangga, squat, joging atau melakukan lompatan.


Faktor risiko

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningaktkan risiko terjadinya nyeri lutut, meliputi:
a.       Kelebihan berat badan. Obesitas atau berat badan berlebih ternyata dapat memicu stress pada sendi lutut, ini terjadi bahkan saat melakukan aktivitas sederhana seperti jalan kaki, naik dan turun tangga. Dari beberapa literatur medis dikatakan bahwa obesitas akan mempercepat terjadinya osteoarthritis, karena mempercepat kerusakan cartilage (bantalan sendi).
b.      Berkurangnya kekuatan otot. Kekuatan otot ternyata berperan penting dalam terjadinya cidera lutut. Otot-otot yang lemah di sekitar sendi tidak mampu menopang beban sendi, dikarenakan tidak memiliki kemampuan dalam menyerap beban tubuh yang selanjutnya mengakibatkan stress pada persendian termasuk sendi lutut.
c.       Riwatan cidera lutut. Seseorang yang pernah mengalami cidera pada lutut akan memperbesar risiko cidera kembali terulang.

Diagnosis

Dikatakan oleh dr. Ade Sri Wahyuni, penting untuk melakukan pemeriksaan fisik pada penderita nyeri lutut, karena hal ini menentukan terapi yang selanjutnya diberikan pada pasien. Dokter akan melihat apakah terjadi pembengkakan, kemerahan dan beberapa tanda lain seperti keterbatasan gerak sendi lutut.

Pada beberapa kasus, dokter mungkin menganjurkan dilakukannya test pencitraan, yang meliputi pemeriksaan menggunakan x-ray, computerized tomography (CT) scan, USG (ultrasound) dan magnetic resonance imaging (MRI).

Pemeriksaan laboratorium dapat saja dilakukan, hal ini jika dokter mencurigai adanya kemungkinan infeksi atau gout. Pemeriksaan laboratorium dapat menggunakan sampel darah pasien atau melakukan athrocentesis, yakni sebuah prosedur yang dilakukan untuk mengambil cairan sendi lutut menggunakan jarum suntik, untuk keperluan pemeriksaan laboratorium.


Terapi

Terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri lutut sangat bervariasi, tergantung penyebab yang mendasari terjadinya nyeri lutut. “Untuk kasus nyeri lutut yang ringan, dengan hanya mengistirahatkan lutut dari aktivitas berat dapat mengurangi intensitas nyeri. Begitu juga pada mereka dengan obesitas, sangat dianjurkan untuk melakukan diet untuk mengurangi berat badan,” ujar dr. Ade Sri  Wahyuni SpRM, dari Klinik Nyeri dan Tulang Belakang, Jakarta.

Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kompres dingin menggunakan es, untuk mengurangi nyeri dan mengurangi pembengkakan. “Dilakukan setidaknya 15-20 menit setiap 3-4 jam selama kurang lebih 2-3 hari hingga gejala nyeri hilang,” tambah dr. Ade. Beberapa alat bantu seperti elastic bandage, straps juga dapat membantu penyembuhan nyeri lutut derajat ringan.

Pada kasus yang lebih berat, dokter ahli nyeri mungkin menganjurkan dilakukan penyuntikan kortikosteroid, asam hialuronic dan platelet-rich plasma (PRP) langsung ke sendi lutut. “Baik suntikan kontikosteroid maupun asam hialuronic keduanya terbukti mampu menghilangkan gejala nyeri dengan segera, serta mengurangi inflamasi pada sendi lutut.” Sementara PRP saat ini masih terus dilakukan penelitian, terutama perannya pada nyeri lutut yang disebabkan osteorathritis.

Tentang Jakarta Pain & Spine Center (JPSC)

Berdiri pada awal tahun 2015, Jakarta Pain & Spine Center (JPSC) atau Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Jakarta, hadir sebagai klinik yang menawarkan solusi pengobatan berbagai macam penyakit nyeri dan tulang belakang. JPSC merupakan klinik pertama di Indonesia yang menggunakan peralatan modern sebagai penunjang diagnostik dalam penanganan nyeri.

Klinik nyeri yang berdomisili di Jakarta ini dibangun dengan konsep yang kuat berprinsip NO MORE PAIN yang berorientasi terhadap kesembuhan pasien. Para pencetus dan pendiri JPSC merupakan para dokter spesialis, yang bersama-sama ingin menghadirkan wadah pengobatan dan konsultasi bagi masyarakat penderita nyeri.


Dengan mengedepankan kualitas, JPSC hadir ke masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran bahwa nyeri adalah penyakit yang harus dihilangkan. Seperti tertuang dalam visi dan misinya sebagai pusat pengobatan nyeri dan tulang belakang, diharpakan JPSC mampu memberikan pelayanan terbaik terhadap pasien diseluruh wilayah Indonesia.

Tidak ada komentar