Advertiser

Breaking News

Siaran Pers Mahdian Klem Palembang - Sunat, Cara Mudah Jaga Kebersihan Mr. P

Siaran Pers                                                                                                             Dapat Diterbitkan Segera
Sunat, Cara Mudah Jaga Kebersihan Mr. P

dr. Mahdian (tengah) Penemu Mahdian Klem
 Palembang, 20 Maret 2016 - Kebersihan pangkal kesehatan. Peribahasa ini berlaku termasuk dalam kebersihan daerah genitalia. Meski di dalam masyarakat menyentuh daerah kelamin dianggap tabu, menjaga kebersihan di daerah tersebut pada pria ternyata dapat mencegah iritasi, infeksi, hingga terjadinya kanker pada penis. Tidak perlu menggunakan pembersih khusus, yang terpenting adalah supaya smegma tidak menumpuk di bawah kulup.

Smegma, normal pada pria dan wanita
Daerah genitalia umumnya merupakan daerah tertutup yang sangat kita lindungi dari dunia luar. Karena itu, daerah genitalia jarang terkena kotoran dari dunia luar seperti halnya bagian tubuh yang terpapar seperti tangan dan kaki. Meski demikian, daerah genital menghasilkan smegma, yang sering kita anggap sebagai ‘kotoran’.
Smegma adalah zat bertekstur seperti krim atau keju berwarna putih yang kerap ditemukan di daerah genitalia. Dikatakan oleh dr. Muhammad Zaiem dari Graha Rumah Sunatan, Jatiasih, Bekasi, pada laki-laki, smegma biasanya terbentuk di kepala penis (glans penis) dan di balik kulup (prepusium) pada pria yang tidak disunat. Sedangkan pada wanita, smegma dapat ditemukan di antara kedua bibir vagina dan daerah sekitar klitoris.

Smegma terbentuk dari sel-sel kulit yang sudah mati. Jika sering dibersihkan, smegma akan berwarna jernih dan tidak terlihat. Jika dibiarkan, smegma dapat menumpuk dan bercampur dengan keringat dan minyak yang diproduksi oleh kelenjar minyak di kulit sehingga tampak seperti keju berwarna putih atau kekuningan. Selain itu, smegma dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. “Akibatnya, timbul bau tidak sedap dari daerah genitalia karena pemecahan minyak oleh bakteri dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi,” tambah dr. Zaiem.
Smegma sendiri sebenarnya tidak berbahaya. Smegma berfungsi sebagai pelumas saat berhubungan seksual. Pada pria yang tidak disirkumsisi, smegma membantu agar prepusium dapat bergerak maju mundur dari kepala penis tanpa iritasi. Namun, smegma yang menumpuk dapat menimbulkan masalah di kemudian hari. Pada pria, penumpukan smegma dapat menyebabkan perlengketan antara prepusium dan glans penis. Akibatnya, penis terasa sakit saat terjadi ereksi. Pada wanita, nyeri juga dapat terjadi dengan adanya perlengketan antara klitoris dan penutupnya akibat penumpukan smegma.
Penumpukan smegma pada pria juga dapat menimbulkan balanitis, yaitu peradangan pada glans penis. Hal ini ditandai dengan keluarnya cairan yang berbau tidak sedap dari penis. Balanitis cukup sering dijumpai, bahkan menjadi penyebab datangnya 1 dari 10 pria yang berkunjung ke klinik kesehatan seksual.
Dahulu, smegma yang jarang dibersihkan diduga dapat menyebabkan terjadinya kanker pada penis. Namun, hal ini terbantahkan oleh sejumlah penelitian. Meski demikian, studi menunjukkan bahwa risiko terjadinya kanker penis dapat meningkat secara tidak langsung akibat penumpukan smegma, yaitu melalui iritasi yang mungkin terjadi pada prepusium dan kepala penis.

Cegah infeksi dan kanker penis dengan rutin membersihkan genitalia
Membersihkan smegma secara rutin dapat mencegah terjadinya balanitis pada pria. Caranya adalah dengan membasuh daerah kelamin menggunakan air hangat sedikitnya sekali sehari, terutama pada laki-laki yang tidak disunat. Penggunaan sabun atau cairan pembersih yang berbau tajam, deodoran, atau produk-produk lain untuk mencuci daerah kelamin tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan iritasi.
Bagaimana dengan anak-anak? Pada anak laki-laki, penumpukan smegma umum dijumpai. Dikatakan oleh dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, dalam acara Workshop Sirkumsisi, di Grand Duta Hotel, Palembang, pada saat lahir, umumnya prepusium dan kepala penis masih menyatu dalam satu struktur. Setelah lahir, terjadi proses normal pemisahan prepusium dari kepala penis pada masa pertumbuhan. Proses ini melibatkan matinya sel-sel kulit dan pembentukan smegma di lapisan tersebut. Perubahan ini umumnya terjadi sebelum anak berusia lima tahun.
Pada anak yang lebih besar, penumpukan smegma dapat terjadi karena anak belum dapat membersihkan daerah genitalnya sendiri dan karena ujung prepusium yang sempit atau bahkan tertutup (fimosis). “Perlu diperhatikan agar tidak menarik prepusium secara paksa untuk membersihkan smegma pada anak-anak. Karena hal ini dapat menimbulkan cedera pada penis dan prepusium,” jelas dr. Mahdian. Selain menimbulkan nyeri hebat, penarikan secara paksa dapat menimbulkan perdarahan, robekan, hingga jaringan parut yang dapat merepotkan di kemudian hari.

Sunat mempermudah pembersihan daerah genital
Dokter dan perawat antusias mendengarkan presentasi
Penumpukan smegma jarang terjadi pada pria dewasa. Ini karena orang dewasa sudah mengerti akan pentingnya higiene. Selain itu, penumpukan smegma dapat menimbulkan tampilan yang kotor atau bau tidak sedap yang memalukan di hadapan pasangannya. Tidak heran jika penumpukan smegma dan komplikasinya lebih banyak ditemukan pada anak-anak. Untuk mempermudah pembersihan smegma, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah penyunatan.
Pada studi systematic review dan meta-analysis yang dilakukan oleh Natasha L. Larke, dkk, ditemukan bahwa penyunatan atau sirkumsisi pada anak dapat menurunkan infeksi dan risiko terjadinya kanker penis. Ini karena smegma biasanya menumpuk di sekitar sulcus coronarius, yaitu cincin yang melingkari pangkal kepala penis. Dengan sirkumsisi, daerah ini menjadi lebih mudah dijangkau dan dibersihkan. Pada orang yang disirkumsisi, pembentukan smegma jauh berkurang karena prepusium yang melepaskan sel kulit mati pembentuk smegma juga telah dibuang.
Anak dengan penyempitan kulup atau fimosis dapat mengalami infeksi saluran kemih. Pada kasus yang seperti ini, selain mempermudah membersihkan penis, sunat juga dapat mencegah infeksi berulang pada saluran kemih.
Saat ini sunat telah dianjurkan oleh WHO sebagai salah satu pencegahan penularan HIV/AIDS. Hal ini dipermudah dengan hadirnya berbagai teknik sunat yang modern, praktis, dan aman. Salah satu teknik sunat modern yang makin populer adalah teknik klem sekali pakai. Pada studi yang dilakukan oleh Ferda M. Senel, dkk, ditemukan bahwa sirkumsisi dengan menggunakan klem sekali pakai lebih cepat dan aman dibanding teknik sirkumsisi lainnya. “Selain itu, anak yang disirkumsisi dengan teknik klem dapat beraktivitas seperti biasa, luka lebih cepat sembuh, dan risiko infeksi pasca sirkumsisi lebih rendah,” ujar dr. Mahdian, yang sekaligus penemu Mahdian Klem.
Dalam kesempatan yang sama Ibu Dewi Rahayu, selaku Manager Business Development, PT Visi Sejahtera Medika (Distributor Mahdian Klem) mengatakan Mahdian Klem (MKlem) sebagai satu-satunya klem produk anak bangsa telah diuji coba penggunaanya di 14 jaringan Klinik Rumah Sunatan, Juni - November 2015. Ada berbagai ukuran yang ditawarkan dari klem ini, meliputi: 12, 14, 16, 20 dan 26 mm. Dalam penelitian ini, terdapat sekitar 1443 partisipan penelitian pengguna Mklem, yang dibagi dalam beberapa kategori usia, yakni: di atas 6 tahun (72,8%), 5-6 tahun (13,3%), 1-4 tahun (10,8%) dan dibawah 1 tahun (3,15%). Waktu yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan Mklem, dalam 1 proses sunat oleh dokter dalam penelitian ini hanya berkisar 10-20 menit.
Paska sunat menggunakan MKlem sebanyak 70,8% partisipan tidak merasa sakit. Dari banyak penyulit, phimosis sekitar 11,4%. Pasca pengaplikasian MKlem, perdarahan hanya terjadi pada 0,5% partisipan; angka ini sama besarnya dengan penggunaan AlisKlamp (0,54%) seperti ditunjukan dalam penelitian oleh Senel dan kawan-kawan tahun 2012. Penelitian ini menyimpulkan bahwa MKlem aman digunakan dan sangat sesuai dengan anatomi penis anak Indonesia.

Tentang MKlem
Mahdian Klem memiliki 3 komponen utama: (1) Tabung bagian dalam, (2) Penjepit klem, (3) Sekrup pengunci. Tabung bagian dalam terbuat dari bahan polycarbonate, dibuat dengan teknologi tinggi hingga permukaan dan tepi tabung sangat halus dan tidak tajam. Tabung ini memiliki pelindung frenulum (frenulum protector), didesain untuk menghindari pasien dari sulit berkemih dan mencegah luka dehiscen terutama di daerah bawah (arah jam enam). Pada kedua sisi tabung terdapat tube hole, lubang untuk memudahkan penarikan prepusium, menjaga luka tetap lembab sebagai syarat utama penyembuhan dan memudahkan perawatan/pembersihan luka pasca sunat.
Bagian penjepit terbuat dari bahan polycarbonate berkualitas tinggi, hingga klem lebih kuat, kokoh, daya jepit maksimal tetapi tetap ringan. Steering notch pada bagian penjepit, akan memudahkan pemasangan tabung bagian dalam. Daya jepit yang kuat dari MKlem menghasilkan jaringan nekrotik yang tipis, sehingga luka khitan lebih cepat sembuh.

Sekrup pengunci terbuat dari polyprophylen, menghasilkan daya kuncinya kuat yang memungkinkan pemotongan prepusium di zero point sehingga nekrotik lebih tipis; hanya 1 mm. Klem lain umumnya meninggalkan jaringan nekrotik minimal 2 mm. Sistem penguncian searah (irreversible) menjadikan Mahdian Klem tidak bisa digunakan berulang kali, sehingga meminimalkan kemungkinan infeksi silang atau penurunan kualitas sunat.

Tidak ada komentar