Siaran Pers Mahdian Klem Palembang - Sunat, Cara Mudah Jaga Kebersihan Mr. P
Siaran Pers Dapat Diterbitkan Segera
Sunat, Cara Mudah Jaga Kebersihan Mr. P
dr. Mahdian (tengah) Penemu Mahdian Klem |
Smegma, normal pada pria dan wanita
Daerah
genitalia umumnya merupakan daerah tertutup yang sangat kita lindungi dari
dunia luar. Karena itu, daerah genitalia jarang terkena kotoran dari dunia luar
seperti halnya bagian tubuh yang terpapar seperti tangan dan kaki. Meski
demikian, daerah genital menghasilkan smegma, yang sering kita anggap sebagai
‘kotoran’.
Smegma
adalah zat bertekstur seperti krim atau keju berwarna putih yang kerap
ditemukan di daerah genitalia. Dikatakan oleh dr. Muhammad Zaiem dari Graha Rumah Sunatan, Jatiasih, Bekasi, pada
laki-laki, smegma biasanya terbentuk di kepala penis (glans penis) dan di balik
kulup (prepusium) pada pria yang tidak disunat. Sedangkan pada wanita, smegma
dapat ditemukan di antara kedua bibir vagina dan daerah sekitar klitoris.
Smegma terbentuk dari sel-sel kulit yang sudah mati. Jika sering dibersihkan, smegma akan berwarna jernih dan tidak terlihat. Jika dibiarkan, smegma dapat menumpuk dan bercampur dengan keringat dan minyak yang diproduksi oleh kelenjar minyak di kulit sehingga tampak seperti keju berwarna putih atau kekuningan. Selain itu, smegma dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. “Akibatnya, timbul bau tidak sedap dari daerah genitalia karena pemecahan minyak oleh bakteri dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi,” tambah dr. Zaiem.
Smegma
sendiri sebenarnya tidak berbahaya. Smegma berfungsi sebagai pelumas saat
berhubungan seksual. Pada pria yang tidak disirkumsisi, smegma membantu agar
prepusium dapat bergerak maju mundur dari kepala penis tanpa iritasi. Namun,
smegma yang menumpuk dapat menimbulkan masalah di kemudian hari. Pada pria,
penumpukan smegma dapat menyebabkan perlengketan antara prepusium dan glans
penis. Akibatnya, penis terasa sakit saat terjadi ereksi. Pada wanita, nyeri
juga dapat terjadi dengan adanya perlengketan antara klitoris dan penutupnya
akibat penumpukan smegma.
Penumpukan
smegma pada pria juga dapat menimbulkan balanitis, yaitu peradangan pada glans
penis. Hal ini ditandai dengan keluarnya cairan yang berbau tidak sedap dari
penis. Balanitis cukup sering dijumpai, bahkan menjadi penyebab datangnya 1
dari 10 pria yang berkunjung ke klinik kesehatan seksual.
Dahulu,
smegma yang jarang dibersihkan diduga dapat menyebabkan terjadinya kanker pada
penis. Namun, hal ini terbantahkan oleh sejumlah penelitian. Meski demikian, studi
menunjukkan bahwa risiko terjadinya kanker penis dapat meningkat secara tidak
langsung akibat penumpukan smegma, yaitu melalui iritasi yang mungkin terjadi pada
prepusium dan kepala penis.
Cegah infeksi dan kanker penis dengan rutin membersihkan genitalia
Membersihkan
smegma secara rutin dapat mencegah terjadinya balanitis pada pria. Caranya
adalah dengan membasuh daerah kelamin menggunakan air hangat sedikitnya sekali
sehari, terutama pada laki-laki yang tidak disunat. Penggunaan sabun atau
cairan pembersih yang berbau tajam, deodoran, atau produk-produk lain untuk
mencuci daerah kelamin tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan iritasi.
Bagaimana
dengan anak-anak? Pada anak laki-laki, penumpukan smegma umum dijumpai. Dikatakan
oleh dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS,
dalam acara Workshop Sirkumsisi, di Grand Duta Hotel, Palembang, pada saat
lahir, umumnya prepusium dan kepala penis masih menyatu dalam satu struktur.
Setelah lahir, terjadi proses normal pemisahan prepusium dari kepala penis pada
masa pertumbuhan. Proses ini melibatkan matinya sel-sel kulit dan pembentukan
smegma di lapisan tersebut. Perubahan ini umumnya terjadi sebelum anak berusia
lima tahun.
Pada
anak yang lebih besar, penumpukan smegma dapat terjadi karena anak belum dapat
membersihkan daerah genitalnya sendiri dan karena ujung prepusium yang sempit
atau bahkan tertutup (fimosis). “Perlu diperhatikan agar tidak menarik
prepusium secara paksa untuk membersihkan smegma pada anak-anak. Karena hal ini
dapat menimbulkan cedera pada penis dan prepusium,” jelas dr. Mahdian. Selain
menimbulkan nyeri hebat, penarikan secara paksa dapat menimbulkan perdarahan,
robekan, hingga jaringan parut yang dapat merepotkan di kemudian hari.
Sunat mempermudah pembersihan daerah genital
Dokter dan perawat antusias mendengarkan presentasi |
Penumpukan
smegma jarang terjadi pada pria dewasa. Ini karena orang dewasa sudah mengerti
akan pentingnya higiene. Selain itu, penumpukan smegma dapat menimbulkan
tampilan yang kotor atau bau tidak sedap yang memalukan di hadapan pasangannya.
Tidak heran jika penumpukan smegma dan komplikasinya lebih banyak ditemukan
pada anak-anak. Untuk mempermudah pembersihan smegma, salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah penyunatan.
Pada
studi systematic review dan meta-analysis yang dilakukan oleh
Natasha L. Larke, dkk, ditemukan bahwa penyunatan atau sirkumsisi pada anak
dapat menurunkan infeksi dan risiko terjadinya kanker penis. Ini karena smegma
biasanya menumpuk di sekitar sulcus
coronarius, yaitu cincin yang melingkari pangkal kepala penis. Dengan
sirkumsisi, daerah ini menjadi lebih mudah dijangkau dan dibersihkan. Pada
orang yang disirkumsisi, pembentukan smegma jauh berkurang karena prepusium
yang melepaskan sel kulit mati pembentuk smegma juga telah dibuang.
Anak
dengan penyempitan kulup atau fimosis dapat mengalami infeksi saluran kemih.
Pada kasus yang seperti ini, selain mempermudah membersihkan penis, sunat juga
dapat mencegah infeksi berulang pada saluran kemih.
Saat
ini sunat telah dianjurkan oleh WHO sebagai salah satu pencegahan penularan
HIV/AIDS. Hal ini dipermudah dengan hadirnya berbagai teknik sunat yang modern,
praktis, dan aman. Salah satu teknik sunat modern yang makin populer adalah
teknik klem sekali pakai. Pada studi yang dilakukan oleh Ferda M. Senel, dkk,
ditemukan bahwa sirkumsisi dengan menggunakan klem sekali pakai lebih cepat dan
aman dibanding teknik sirkumsisi lainnya. “Selain itu, anak yang disirkumsisi
dengan teknik klem dapat beraktivitas seperti biasa, luka lebih cepat sembuh, dan
risiko infeksi pasca sirkumsisi lebih rendah,” ujar dr. Mahdian, yang sekaligus
penemu Mahdian Klem.
Dalam
kesempatan yang sama Ibu Dewi Rahayu,
selaku Manager Business Development, PT Visi Sejahtera Medika (Distributor
Mahdian Klem) mengatakan Mahdian Klem (MKlem) sebagai satu-satunya klem produk anak
bangsa telah diuji coba penggunaanya
di 14 jaringan Klinik Rumah Sunatan, Juni - November 2015. Ada berbagai ukuran
yang ditawarkan dari klem ini, meliputi: 12, 14, 16, 20 dan 26 mm. Dalam
penelitian ini, terdapat sekitar 1443 partisipan penelitian pengguna Mklem,
yang dibagi dalam beberapa kategori usia, yakni: di atas 6 tahun (72,8%), 5-6
tahun (13,3%), 1-4 tahun (10,8%) dan dibawah 1 tahun (3,15%).
Waktu yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan Mklem, dalam 1 proses sunat oleh dokter
dalam penelitian ini hanya berkisar 10-20 menit.
Paska
sunat menggunakan MKlem sebanyak 70,8% partisipan tidak merasa sakit. Dari
banyak penyulit, phimosis sekitar 11,4%. Pasca pengaplikasian MKlem, perdarahan
hanya terjadi pada 0,5% partisipan; angka ini sama besarnya dengan penggunaan
AlisKlamp (0,54%) seperti ditunjukan dalam penelitian oleh Senel dan
kawan-kawan tahun 2012. Penelitian ini menyimpulkan bahwa MKlem aman digunakan
dan sangat sesuai dengan anatomi penis anak Indonesia.
Tentang MKlem
Mahdian
Klem memiliki 3 komponen utama: (1) Tabung bagian dalam, (2) Penjepit klem, (3)
Sekrup pengunci. Tabung bagian dalam terbuat dari bahan polycarbonate, dibuat
dengan teknologi tinggi hingga permukaan dan tepi tabung sangat halus dan tidak
tajam. Tabung ini memiliki pelindung frenulum (frenulum protector), didesain
untuk menghindari pasien dari sulit berkemih dan mencegah luka dehiscen
terutama di daerah bawah (arah jam enam). Pada kedua sisi tabung terdapat tube hole, lubang untuk memudahkan
penarikan prepusium, menjaga luka tetap lembab sebagai syarat utama penyembuhan
dan memudahkan perawatan/pembersihan luka pasca sunat.
Bagian
penjepit terbuat dari bahan polycarbonate
berkualitas tinggi, hingga klem lebih kuat, kokoh, daya jepit maksimal tetapi
tetap ringan. Steering notch pada
bagian penjepit, akan memudahkan pemasangan tabung bagian dalam. Daya jepit
yang kuat dari MKlem menghasilkan jaringan nekrotik yang tipis, sehingga luka
khitan lebih cepat sembuh.
Sekrup
pengunci terbuat dari polyprophylen,
menghasilkan daya kuncinya kuat yang memungkinkan pemotongan prepusium di zero point sehingga nekrotik lebih
tipis; hanya 1 mm. Klem lain umumnya meninggalkan jaringan nekrotik minimal 2
mm. Sistem penguncian searah (irreversible)
menjadikan Mahdian Klem tidak bisa digunakan berulang kali, sehingga
meminimalkan kemungkinan infeksi silang atau penurunan kualitas sunat.
Tidak ada komentar
Posting Komentar