Advertiser

Breaking News

Konferensi Media - Launching Mahdian Klem

Siaran Pers                                                                                                                         Dapat Diterbitkan Segera

Mahdian Klem – Klem Pertama Karya Anak Bangsa

          Sunat merupakan tindakan bedah yang tertua dan tersering dilakukan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Jika dahulu sunat dilakukan oleh dukun sunat tradisional, saat ini lebih banyak masyarakat yang memilih untuk menyunatkan anaknya ke dokter. Dengan demikian, timbul kebutuhan akan teknik sunat modern yang lebih aman dan nyaman, dengan biaya yang tetap terjangkau. Mahdian Klem menjawab kebutuhan ini.
Kemasan Produk Mahdian Klem
Circumcision atau sunat adalah tindakan pembedahan untuk menghilangkan sebagian kulit yang menutupi kepala penis. Seiring perkembangan zaman dan meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai manfaat sunat, sirkumsisi kini tidak hanya terbatas bagi agama atau kelompok tertentu. Sejumlah pria di negara barat, misalnya, turut disunat karena alasan kesehatan seperti fimosis, parafimosis, balanitis, postitis, menghindari kejadian kondiloma akuminata dan kanker penis. Bahkan, belakangan sunat diketahui mampu menurunkan risiko penularan penyakit menular seksual, termasuk human immunodeficiency virus (HIV).
Di banyak negara barat, sunat umumnya dilaksanakan dua atau beberapa hari (1 minggu) setelah seorang bayi laki-laki lahir. Hal ini dilakukan mengingat prosedur sunat akan lebih sulit dan berisiko jika dilakukan pada masa dewasa.
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan prosedur sunat cukup bervariasi. Bagi dokter yang berpengalaman mungkin hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit, sementara ada juga yang membutuhkan waktu hingga 45 menit. Proses penyembuhan luka sunat sendiri biasanya memerlukan waktu 5 hingga 7 hari.
Prinsip utama sunat adalah asepsis, sayatan yang adekuat pada lapisan luar dan dalam prepusium, hemostasis, perlindungan terhadap batang penis dan urethra, serta hasil yang enak dilihat secara kosmetik.
Ada beberapa teknik sunat yang dikenal saat ini, diantaranya sunat tradisional, konvensional (sayatan), dan modern, termasuk klem. “Namun, belakangan metode klem menjadi salah satu dari sekian banyak metode yang paling diminati dan popular di dunia,” jelas dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS. Ia mencontohkan Nigeria, Malaysia serta beberapa negera Eropa. “Penggunaan klem di beberapa negara tersebut terbukti lebih diminati dibandingkan dengan teknik sunat lainnya,” jelasnya.
dr. Mahdian memberikan pemaparan pada rekan media
Praktisi kesehatan, terutama dokter, lebih mantap untuk menggunakan metode klem karena sangat praktis. Selain proses sunat yang lebih mudah dan cepat, teknik klem juga memiliki beberapa keunggulan seperti perdarahan minimal, tanpa jahitan, proses penyembuhan luka yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan sunat konvensional (sayatan), serta higienis dan aman. Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan teknik klem sebagai teknik sirkumsisi, salah satunya di negara-negara di Afrika.
Studi yang dilakukan pada tahun 2010 terhadap 7500 anak yang disirkumsisi menggunakan Ali’s clamp menemukan bahwa komplikasi total dengan teknik klamp hanya sebanyak 2%. Ini jauh lebih rendah dibanding komplikasi pada teknik sirkumsisi konvensional yang mencapai 10,4%. Waktu rata-rata yang diperlukan untuk melakukan tindakan sirkumsisi dengan teknik klamp juga lebih singkat, yaitu 4,5 ± 1,5 menit, sedangkan dengan teknik sirkumsisi konvensional adalah selama 23 ± 4 menit. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa teknik klamp dapat menurunkan angka komplikasi secara bermakna. Hasil sirkumsisi yang dilakukan dengan teknik ini juga terlihat lebih baik secara kosmetik dibanding teknik sirkumsisi konvensional.
Tidak hanya itu, teknik klem juga lebih unggul dalam sirkumsisi massal. Pada sebuah studi yang melibatkan 2013 peserta sunat massal ditemukan bahwa durasi rata-rata pengerjaan sirkumsisi dengan menggunakan klem adalah 3,6 ± 1,2 menit. Selain itu, teknik ini juga memiliki tingkat komplikasi yang rendah.
Ide pembuatan Mahdian klem oleh dr. Mahdian, timbul setelah beliau melihat peningkatan popularitas metode klem di Indonesia. Walau demikian, sampai saat ini klem yang digunakan di Indonesia masih merupakan produk impor dengan harga yang sangat mahal. “Untuk negara kita, harga klem yang mencapai Rp 120.000,00 hingga 150.000,00 dirasa masih cukup berat,” jelasnya.
Dari 250 juta penduduk Indonesia, paling tidak per tahun ada dua juta di antaranya yang harus disunat. Meski demikian, saat ini yang disunat menggunakan klem masih sangat sedikit, hanya 20.000 per tahun atau sekitar 1%. Dengan populasi masyarakat Indonesia yang cukup besar, seharusnya angka yang melakukan sunat dengan klem ini jauh lebih besar. “Karena itulah, muncul ide untuk membuat Mahdian Klem, klem sunat dengan harga yang jauh lebih murah sehingga terjangkau masyarakat dan dengan kualitas yang lebih baik,” jelasnya. Uniknya lagi, Mahdian klem didesain sedemikian rupa sehingga lebih cocok dan sesuai secara anatomis dengan kondisi anak-anak di Indonesia.
Dalam proses pembuatan Mahdian klem, dr. Mahdian bekerjasama dengan PT. Klamp Alkes Indonesia (KAI) yang didalamnya terdapat sejumlah pakar di bidang desain dan molding, yang seluruhnya merupakan orang Indonesia. Ini bertujuan untuk mewujudkan mimpinya membuat klem buatan Indonesia. Dokter Mahdian sendiri memang sudah dikenal sebagai salah satu dokter sunat berpengalaman di Indonesia dan orang pertama yang memperkenalkan teknik sunat klem di Indonesia sejak tahun 2004. Sejak itu, beliau mengajarkan teknik klem kepada sejawat dokter di sejumlah kota seluruh Indonesia.

Tentang Mahdian Klem
Mahdian Klem hadir sebagai penyempurnaan dari klem-klem yang sudah ada sebelumnya. “Masing-masing klem punya kelebihan dan kekurangan. Kekurangan itu coba saya minimalkan di Mahdian klem ini,” jelasnya.
Ibu Dewi, memberikan pemaparan mengenai MKlem
Mahdian Klem memiliki 3 komponen utama, yaitu: (1) Tabung bagian dalam, (2) Penjepit klem, dan (3) Sekrup pengunci. Tabung bagian dalam dari Mahdian Klem terbuat dari bahan polycarbonate. Proses pembuatan dengan teknologi tinggi menjadikan bagian permukaan dan tepi tabung sangat halus dan tidak tajam. Tabung ini juga memiliki pelindung frenulum (frenulum protector) uang didesain dengan tujuan menghindari pasien dari kesulitasn berkemih dan mencegah terjadinya luka dehiscen terutama di daerah bawah (arah jam enam). Pada kedua sisi tabung terdapat tube hole, yaitu lubang yang berfungsi untuk memudahkan penarikan prepusium, menjaga luka tetap lembab sebagai sayarat utama penyembuhan luka dan memudahkan perawatan/pembersihan luka pasca sunat.
Bagian penjepit pada Mahdian Klem terbuat bahan polycarbonate khusus berkualitas tinggi. Hal ini menjamin produk klem yang dihasilkan lebih kuat, kokoh, memiliki daya jepit maksimal tetapi tetap ringan. Adanya steering notch pada bagian penjepit, secara otomatis memudahkan pemasangan tabung bagian dalam. “Daya jepit yang kuat menghasilkan nekrotik yang tipis sehingga luka khitan lebih cepat sembuh,” jelasnya. Dengan kata lain, pasien akan memiliki hasil sunat yang lebih baik secara estetik.
Sekrup pengunci Mahdian klem terbuat dari polyprophylen, sehingga memiliki daya kunci yang kuat dan memungkinkan pemotongan prepusium di zero point sehingga nekrotik lebih tipis hanya 1 mm saja. Berbeda dengan klem lain yang umumnya meninggalkan jaringan nekrotik minimal 2 mm. Sistem penguncian searah (irreversible) menjadikan Mahdian Klem tidak memungkinkan digunakan berulang kali sehingga meminimalkan kemungkinan infeksi silang ataupun penurunan kualitas sunat.
Mahdian Klem, diproduksi oleh PT. Klamp Alkes Indonesia. Bapak Avianto Boedhy Satya, selaku Direktur Utama PT KAI, mengatakan Indonesia sebagai Negara dengan penduduk yang mayoritas beragama islam menjadi pasar yang menjanjikan bagi produk alat khitan modern atau klem ini. “Sayangnya sampai saat ini produk klem tersebut masih diimpor dari Malaysia atau Turki. Kondisi mengenai sulitnya ketersediaan atau kontinuitas produk, ketidak stabilan harga dan penurunan kualitas produk, mendorong keinginan untuk mempunyai klem produksi dalam negeri,” tambahnya.
Mahdian Klem merupakan satu-satunya klem yang meyesuaikan anatomis anak Indonesia pada umumnya. Produk klem ini juga memperhatikan kemudahan aplikasi, keamanan dan kenyamanan anak.

Mahdian Klem telah di ujicobakan penggunaannya di jaringan Klinik Rumah Sunatan seluruh Indonesia dengan hasil cukup menggembirakan bagi kalangan praktisi khitan karena sangat mudah dan cepat, minimal pendarahan, proses penyembuhan luka lebih cepat, higienis dan aman. “Saya berharap, Mahdian Klem dapat diterima oleh praktisi khitan di Tanah Air maupun Mancanegara sebagai klem sunat sekali pakai, dengan harga terjangkau namun memiliki keunggulan kualitas produk medical grade yang tinggi dibanding klem lain,” pungkas Avianto.

Tidak ada komentar