Advertiser

Breaking News

drg. Rima Astuti

drg. Rima Astuti
Ia pernah punya dua kehidupan berbeda pada saat bersamaan: praktek di Puskesmas dan menjadi voice jockey (VJ) di sebuah radio swasta di Bandung. “Pagi saya ketemu pasien dengan kasus gigi berat; intinya bertemu orang sakit dan keluarga yang bersedih. Sore hingga malam, saya ngobrol bareng pendengar, tertawa, dengerin musik; intinya bersenang-senang. Itu saya jalani sekitar 7 tahun,” ujar drg. Rima Astuti.
Kelahiran Jeddah, Arab Saudi, 29 Desember 1978 ini, awalnya senang mendengarkan siaran  radio sambil menyetir mobil. “Lama-lama saya kecanduan dengerin radio. Apalagi kalau yang bawain acara Farhan dan Meutia Kasim,” ujarnya. “Mereka asyik kalau ngobrol.”
Iseng-iseng ia mendaftar menjadi VJ di radio swasta Bandung. “Alhamdulillah diterima. Mungkin karena saya senang ngobrol.” Nama udaranya Rima Sudja. Ia antara lain membawakan acara “Afternoon delight”. Jam siarnya pukul 15.00-18.00, menyasar orang yang mau pulang kantor atau sedang rehat. Konten yang dibawakan relatif ringan, kebanyakan informasi untuk perempuan. Salah satu partner siarannya Wawan Hanura (P-project). “Seru. Ngobrol gila-gilaan bareng dia,” ujar mantan finalis Putri Kampus Sari Ayu 2002 di Bandung dan hapal lagu-lagu tahun 2000-2007.
  Ia PTT selama 3 tahun di Puskesmas Padasuka, Bandung, yang dikenal dengan jumlah pasien terbanyak di Kota Bandung. Banyak kasus “ajaib”: pipi bengkak karena lama tidak diobati, tumor lidah, dan lain-lain, yang sebelumnya hanya dibaca di textbook.
“Datang jam 08.00, pasien sudah antri. Sehari pasien 30-50 orang.”  Untungnya  di Puskesmas ada dokter gigi senior. “Seru ketemu banyak kasus, meski capek karena bekerja pagi sampai siang tanpa henti.” Padasuka dulu terkenal sebagai lokasi kumuh.

Tak jarang pasiennya adalah pendengar radio tempatnya siaran. “Ada yang berobat. Kadang ada yang hanya ingin bertemu untuk ngobrol. (ant)

Tidak ada komentar