dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes
Awalnya, ia ingin mengambil spesialis orthopaedi,
karena senang pada tindakan bedah. Ketika koas dokter umum, ia melihat 2
spesialis yang pasiennya tidak tampak sakit ketika ke dokter, yaitu spesialis obgins dan spesialis kulit dan kelamin.
Pasien dua spesialis ini umumnya happy ketika datang ke dokter.
Ia teringat profesi artis, yang saat bekerja
kelihatan happy, sementara dokter kadang stress atau jenuh. “Aura senang dalam
diri artis terpancar dan menyebar ke orang di sekelilingnya. Pilihan kemudian
mengerucut ke obgins, “Karena saya suka tindakan operasi,” ujar dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes,
saat ditemui dalam acara SOHO#BetterU
di Jakarta. “Di obgins ada operasi caesar, tumor.”
Ia terkesan saat bertugas di Distrik Wamena, Kota
Kabupaten Jayawijaya, Propinsi Papua. Sekitar 6 bulan di sana, rasanya seperti bertahun-tahun.
“Jujur, di sana waktu terasa pelan sekali. Sudah tidur siang, eh ternyata baru
jam 15.00.” Menyenangkan, di sisi lain kehidupan terasa monoton dan sepi.
Terutama karena keluarga ditinggal di Jakarta. Selain di Wamena, di Indonesia
Timur ia antara lain pernah bertugas di Makasar dan Gorontalo.
Di Wamena, masyarakat tidak perlu membayar biaya
kesehatan karena semua ditanggung oleh pemerintah daerah. Sebagai rasa terima
kasih, pasien sering memberi cindramata berupa kalung taring babi atau burung
kakatua.
Ia bersyukur karena selama membantu ibu yang
melahirkan, tak pernah ada masalah. Kendala yang dihadapi masyarakat adakah
soal transportasi, sehingga dirasa sulit untuk mencapai RSUD Wamena. Ada yang
harus naik helikopter. Dan, ia juga tidak tahu persis, bagaimana kondisi di
distrik lain di Kabupaten Jayawijaya.
Yang menggembirakan, karena ia bisa meninggalkan
“warisan” kepada banyak keluarga di sana. Mereka yang persalinannya dia bantu,
sebagai bentuk penghargaan dan rasa terima kasih, banyak yang kemudian memberi
nama anak laki-laki mereka Ardiansjah.
“Saya tidak menghitung, tapi cukup banyak keluarga
yang mengambil nama Ardiansjah. Padahal, nama keluarga di sana kan tidak
seperti di Jawa.” (ant)
Tidak ada komentar
Posting Komentar