Advertiser

Breaking News

dr. Bayu Brahma, SpB.Onk

dr. Bayu Brahma
Penyakit kanker di Indonesia masih banyak terjadi, bahkan cenderung meningkat. “Apakah masyarakat kita ketika datang ke ongkolog, harus sudah dengan stadium lanjut?” pertanyaan itu menghantui dr. Bayu Brahma, SpB.Onk, yang kini bertugas di Mayapada Hospital, Jakarta Selatan. Dengan ilmu yang dimiliki, “Saya ingin membuat perubahan. Paling tidak masyarakat awam jadi lebih care dengan kondisi kesehatan. Seperti kanker payudara itu ada tanda-tandanya. Dengan pemeriksaan dini, kanker bisa dicegah agar tidak berkembang menjadi lebih parah.”
Di eranya dulu, PTT tidak wajib. Namun ia ingin sekali mengabdikan diri di masyarakat. “Saya mendaftar untuk penempatan di NTT, yang saat itu kekosongan dokter bedah. Birokrasinya berbelit-belit,” jelasnya. Begitu kuat niatnya untuk mengabdi, akhirnya ia diberi kesempatan. “Tuhan mendengar doa saya. Saya diberi jalan dan ditugaskan ke RS AEA Freeport, Tembagapura, Papua,” ujarnya.
Berlokasi di puncak gunung dan di daerah terpencil, fasilitas yang dimiliki RS Tembagapura di bawah naungan Freeport sangat baik. “Top sekali pelayanan kesehatan di sana,” ujarnya. Fasilitas kesehatan yang tersedia, sangat membantu masyarakat sekitar. Ketika RS Timika tidak bisa menangani, pasien dirujuk ke RS Tembagapura dan  dilayani dengan baik. Selain itu, “Alamnya masih asri dan jauh dari kemacetan.”
Di sana ia bertugas selama sekitar satu tahun. “Saking sukanya, ada niat untuk kembali ke sana. Saya ingin pindah ke Papua. Tapi, saya harus memikirkan hal lain terutama pendidikan anak,” katanya. Dia urung memboyong keluarga ke Papua.
Dokter yang hobi main musik dan bola ini tertarik bidang penelitian, terutama cancer research. Ia sudah beberapa kali mendapat penghargaan dari Universitas Indonesia dan pemerintah, atas penelitian yang dilakukan. Ia tertarik meneliti, karena sadar bahwa penyakit kanker tidak bisa ditangani dengan baik, tanpa adanya penelitian.
“Masa kita harus selalu mengekor data atau hasil penelitian bule-bule. Orang Asia berbeda dengan mereka,” jelasnya. Tapi, meneliti tidak ada uangnya lho? “Biar saja, yang penting pelayanan di bidang kanker bisa jauh lebih baik.” (ant)

Tidak ada komentar