dr. Teddy OH Prasetyono, SpBP(K)
“Peran bedah
plastik rekonstruksi di dunia kesehatan sangat besar. Terutama untuk
mengembalikan kepercayaan pasien, seperti dalam kasus pengangkatan payudara,”
ujar dr. Teddy OH Prasetyono, SpBP(K), ahli bedah plastik dari RS Cipto
Mangunkusumo, Jakarta. Menurutnya, banyak pasien atau keluarga dekatnya
yang kurang memperhatikan peran pengembalian fungsi atau bentuk secara estetik;
dalam hal ini bedah rekonstruksi.
“Masih sedikit
yang menyadari bahwa ketika payudara diangkat karena tumor atau kanker, jinak mau
pun ganas, baru kemudian memperhatikan masalah psikologis pasien,” ujarnya.
Berdasar pengalamannya,
hanya mereka yang memiliki atau dengan riwayat pendidikan tinggi atau dokter
yang mengalami kanker payudara yang kemudian melakukan bedah rekonstruksi untuk
mengembalikan bentuk payudaranya. “Padahal, ini menyangkut kualitas hidup
pasien.”
Banyak juga yang
mengira bahwa implant payudara memiliki efek samping yang besar, ketika ditanamkan
ke bagian tubuh kita. “Ini tidak benar, selama dilakukan dengan baik oleh
dokter profesional yang berkompeten, implant payudara sangat aman,” ujarnya.
Setidaknya ada 2
jenis bahan implant yang digunakan, yaitu saline
dan silicon gel. “Kedua bahan ini
memiliki tingkat keamanan yang hampir sama. Sebagai dokter, bahan mana yang
akan dipilih sepenuhnya diserahkan kepada pasien.”
Implant payudara
menggunakan saline atau silicone gel, sudah disetujui oleh FDA
(Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika). Biaya untuk pemasangan implant di
Indonesia juga relatif rendah, jika dibandingkan dengan biaya di Amerika atau
Eropa yang bisa mencapai Rp. 50-100 juta. “Di Indonesia hanya Rp 30-50 juta. Tergantung rumah sakit dan dokter yang melakukan
tindakan.” (ant)
Tidak ada komentar
Posting Komentar