dr. Made Dwi Yoga Bharata SpB-KBD
Awalnya, ia bercita-cita
menjadi insinyur elektro. Selain hobi mengotak-atik perangkat elektronik, “Sahabat
saya dari kecil juga sama hobinya,” kenang dr.
Made Dwi Yoga Bharata SpB-KBD. Saat penerimaan mahasiswa baru melalui jalur
PMDK, ternyata ia diterima di Fakkultas Kedokteran Universitas Udayana,
Denpasar.
“So, saya jadi
dokter sampai sekarang.” Baginya, melihat pasien yang ditolongnya sembuh dan
tersenyum, merupakan kebahagiaan tersendiri. “Senyum mereka membuat saya
bersemangat untuk terus bekerja, sampai sekarang,” ujar dokter dengan tiga anak ini (Evindya
Vipascitadevi, Bagus Sastra, dan Omang Katyayana). Ia bersyukur dengan apa yang ia dapat sekarang,
terlebih setelah menjadi ahli bedah, dan bertugas di beberapa rumah sakit di
Pulau Dewata, Bali.
Bertemu orang
baru, berkomunikasi dan bisa ngobrol dengan banyak orang dirasa sangat
menyenangkan. Sejawat dokter cukup banyak, tapi kenalan pasiennya ribuan. “Kadang,
pasien masih ingat, tapi saya sudah lupa. Kayak selebriti, dikenal banyak orang,”
ia tertawa. Mengingat itu, kelelahan setelah mengerjakan tindakan bedah hingga
larut malam pun hilang.
Ia tertarik
mendalami bidang bedah saat coass dan stage di bagian ilmu bedah. “Saya kagum
dengan guru-guru saya. Mereka bisa mengatasi penyakit dengan berhadapan
langsung dengan penyakitnya, yaitu dengan cara melakukan pembedahan,” ujarnya.
“Ibaratkan, kita melihat permen dalam toples kaca. Kita bisa mengambil permen
itu dan merasakan secara langsung.” Bahwa penanganaan penyakit juga membutuhkan
kompetensi bidang kedokteran lain, menjadi daya tarik tersendiri.
Mantan Kepala
Puskesmas Muncan Lombok Tengah ini hobi main bilyar, sejak di SMP. “Saya diajak
paman nonton kompetisi bilyar. Ingin mencoba dan akhirnya ketagihan, sampai
sekarang” kenangnya. Ia biasa main bilyar di akhir pekan, ditemani dua anaknya yang
juga hobi bilyar. Kadang-kadang, ia main dengan teman seprofesi.
Selain bilyar ia
suka wisata kuliner. Menu favoritnya bakso. Bila ada simposium atau dinas luar kota, ia mencari tahu di
mana lokasi bakso yang enak. Di Denpasar sendiri, langganannya adalah kedai Bakso
KOMO. “Kayaknya belum ada tandingannya, selain dekat tempat kerja.” (ant)
1 komentar
Mas anto. Dr. Yoga.... itu temen lama saya.... bisa minta emailnya...
Tks
Posting Komentar