dr. Tri Juli Edi Tarigan, SpPD
dr. Tri Juli Edi Tarigan |
Dia senang
berpraktek di rumah sakit menengah bawah, seperti RSCM dan RS Suyoto di
Bintaro. Menurutnya,, ketika bisa berinteraksi dengan pasien-pasien kaum
dhuafa, ia merasa keberadaanya lebih bermakna. “Selain itu saya lebih puas
melayani orang-orang dengan keadaan ekonomi lemah,” ujar dr. Tri Juli Edi Tarigan, SpPD, Ketua Umum Jakarta Diabetes Meeting
2012.
Ia melihat, profesi dokter merupakan ladang ibadah yang
sangat luas. Untuk itu pula, ia pernah membuka layanan kesehatan cuma-cuma di
daerah Ciputat, yang kini diteruskan oleh
mahasiswa di bawahnya.
Saat PPT di Puskesmas
Kerkap, Bengkulu Utara, merupakan sangat berkesan. Ia tinggal di rumah dinas di
samping Puskesmas. “Kadang malam-malam mesti melakukan tindakan, atau memberi
pertolongan medis. Saya lakukan dengan suka rela,” jelasnya.
Karena
kebanyakan pasiennya adalah orang-orang miskin, kadang ia sampai harus
memberikan uang untuk yang menjaga pasien, sekedar untuk membeli makan. “Kadang
pasien atau keluarganya pengen makan enak, tapi gak punya uang. Sedikit
berempati kepada mereka akan sangat membantu,” katanya.
Ia merasa,
sebagian biaya kuliahnya merupakan uang rakyat, yang disubsidikan untuk
kegiatan pendidikan di fakultas fedokteran. Sebab itu ia merasa berhutang, dan harus menebusnya dengan
memberi pelayanan yang baik kepada masyarakat. Saat PTT itu, selain menangani
pasien, ia sering khutbah Jumat, keliling dari masjid ke masjid. “Ini merupakan
bentuk pengabidan, untuk mengembangkan aspek sosial dan religi,” katanya.
Belum lama ini,
dia menyempatkan diri ke Krekap. Dokter yang sekarang sudah tidak tinggal di rumah
dinas. Dan seperti di Puskesmas-puskesmas lain, banyak dokter yang hanya datang
saat jam kerja. Menurutnya, idealisme dokter harus dipupuk agar mau mengabdi di
masyarakat, bukan hanya memikirkan materi semata. Sebagai dosen ia berharap,
lulusan dokter memiliki empati yang lebih tinggi dan moralitas yang lebih baik.
Istri drg. Nur
Elisma ini punya cara unik untuk menghilangkan stress. “Saya mendatangi
pengajian di mana pun, untuk mendengarkan. Atau, membaca Al-Quran.” (ant)
Tidak ada komentar
Posting Komentar