Advertiser

Breaking News

dr. Chairulsjah Sjahruddin, SpOG, MARS


dr. Chairulsjah Sjahruddin, SpOG
TCM (Traditional Chinese Medicine) yang mengklaim bisa menyembuhkan berbagai penyakit, telah memunculkan kontroversi di kalangan kedokteran. Tapi, mulai 23 September 2012, TCM akan didirikan di Rumah Sakit Admira, Jakarta. “Di beberapa negara, masyarakat mau pun dunia kedokteran, sudah mengakui keberadaan TCM. Itu karena TCM dikomunikasikan secara rasional. Tidak mengklaim bisa menyembuhkan penyakit diabetes atau apa, yang bertentangan dengan medic science,” ujar Direktur RS Admira, dr. Chairulsjah Sjahruddin, SpOG, MARS.
Ia sadar, langkahnya ini bisa menuai kontroversi baru di kalangan masyarakat dan praktisi kesehatan. Tidak khawatir? “Yang penting, pengobatananya tetap dalam kaidah ilmu kedokteran. Lagi pula, pasien TCM di RS Admira akan ditangani dokter yang ekspert di bidang herbal medicine.”
Dokter berawakan tegap ini selalu menggebu-gebu bila bicara mengenai managemen perumahsakitan; terutama yang menyangkut pelayanan kepada pasien. Selain mengajar program D3 Kerumahsakitan FKUI, ia adalah mantan atlet ski air PON (Pekan Olah Raga Nasional). “Saya pernah ikut PON di Surabaya, mewakili Sulawesi Selatan.”
Ketertarikanya pada olah raga air, tak lepas dari faktor lingkungan. Orang tua temannya banyak yang menjadi atlit renang. Ayahnya sendiri seorang politisi. Selain polo air dan ski air, ia hobi berenang dan hampir semua olah raga air. Ia memulai hobinya itu sejak di Sekolah Dasar, dilanjutkan di SMP dan SMA. Sekarang,  “Karena faktor usia - eh, saya sudah kepala 6 dan sudah punya KTP seumur hidup – olahraganya cukup jogging.”
Mereka yang sudah berusia di atas 40 tahun, katanya, sebaiknya memang  tidak melakukan olah raga yang banyak kaitannya dengan emosi yang berlebihan. Tak lain karena bisa memicu serangan jantung, apa lagi bagi mereka yang sudah punya faktor risiko. Olah raga ringan seperti jogging atau bersepeda, lebih cocok.
Bukankah bos rumah sakit biasanya main golf? Ia merasa tidak pernah tertarik dengan olah raga yang  nilai olah raganya kurang, dan lebih banyak sisi entertaint-nya. “Sesekali, di masa kecil saat orangtua masih aktif sebagai politisi, saya sering diajak, dan pernah pegang stik golf,”  kenangnya. Tapi, “Jujur, saya tidak suka dengan lobi-lobi semacam itu. Bukan berarti saya anti olah raga golf. “(ant)

Tidak ada komentar