Prof. dr. Ahmad Rudijanto, SpPD-KEMD
Terkejut dan kemudian
pasrah. Begitu perasaan Prof. dr. Ahmad
Rudijanto, SpPD-KEMD, saat ditunjuk sebagai ketua PERKENI periode 2012-2015 oleh peserta Kongres PERKENI ke 9
di Manado. “Ini
keputusan kongres. Siap atau tidak, anggota harus patuh terhadap keputusan
kongres,” katanya di sela-sela PERKENI night, salah satu acara kongres PERKENI
yang diadakan 3 tahun sekali.
Prof. Rudi
sehari-hari mengajar di FK Universitas Brawijaya, Malang. Dinyatakan bahwa tantangan PERKENI ke
depan akan lebih besar. Akan terjadi regulasi di berbagai bidang. “PERKENI
bermitra dengan Persatuan Ahli Ilmu Penyakit Dalam Indonesia, untuk menyusun
kompetensi dokter spesialis konsultan endokrin. Ini akan menjadi salah satu
tantangan terbesar kita saat ini,” kata kelahiran Madiun, tahun 1947 itu.
Kedepan, PERKENI
akan tetap menjalin kerja sama, dengan pihak dari luar negeri atau dalam
negeri. Di lain pihak, PERKENI melihat peluang demi kepentingan pasien, melalui
peningkatan sumber daya manusia. Proyerksi PERKENI, konsultan endokrin saat ini
ada sekitar 70 orang. Jumlah itu masih jauh dari cukup, dibanding dengan jumlah
penderita diabetes di Indonesia.
“Dalam satu tahun ini kita berharap jumlahnya menjadi seratus, dan tiga tahun
ke depan kita harapkan jumlahnya akan lebih banyak lagi,” ucap Prof. Rudi. “Peningkatan
sumber daya manusia itu melalui pendidikan.
Modul dan segala macamnya akan kita benahi lagi,” tambah professor yang tamat
FK Universitas Brawijaya, Malang,
34 tahun silam.
Mengenai
pemerataan tenaga ahli endokrin ke daerah-daerah, “itu urusan pemerintah. Kita
hanya bisa menghimbau ke Kemenkes, bagaimana supaya sumber daya yang ada dapat
dimanfatkan untuk seluruh willayah Indonesia.”
Tidak ada komentar
Posting Komentar