Prof. Dr. Johan S Mansjhur, SpPD KEMD
Pria bertubuh tinggi
dan berbadan tegap ini, di kalangan dokter dikenal sebagai tokoh endocrine
Indonesia. Dia adalah Prof. Dr. Johan S
Mansjhur, SpPD KEMD, Ketua Kelompok Studi Tiroid PERKENI (Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia).
“Saat ini, sebanyak
10-20% pasien yang berobat di klinik endocrine merupakan pasien dengan kelainan
tiroid. Sebanyak 5-10% dari kasus tersebut, bersifat ganas dengan penyebab yang
belum secara jelas diketahui,” ujarnya dalam temu media bertema “Masalah Keganasan
Kelenjar Tiroid”, 15 Juni 2012 di Hotel Mandarin, Jakarta
Menurutnya, pada pria
berusia diatas 50-60 tahun, angka keganasanya tinggi karena stimulasi hormone TSH
yang berbeda. Namun, tidak perlu takut akan keganasan tiroid, karena
progresifitasnya sangat lambat sementara
tingkat kesembuhannya tinggi. “Jika jenis kankernya diketahui secara
jelas, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan operasi tyroiddectomy, untuk
mengangkat jaringan beserta seluruh kelenjar tiroidnya,” katanya.
Tahap berikutnya bisa
dilakukan ablasi, apabila masih dijumpai sisa-sisa kanker. Yaitu dengan
melakukan pemberian cairan yodium radioaktif dosis kecil, diteteskan ke mulut
pasien. Setelah operasi pasien tidak mempunyai kelenjar tiroid, dalam kondisi
ini pasien disebut mengalami hipotiroid. Maka, pasien perlu diberi terapi
subsitusi hormone tiroid dengan dosis yang tepat.
Kondisi ini sebetulnya
bisa dicegah, jika pasien menjaga kesehatan dengan baik dan mengonsumsi yodium
secara cukup, serta melakukan aktivitas fisik secara teratur dan menghindari faktor
risiko. (Ant)
Tidak ada komentar
Posting Komentar