dr. Agus Dwi Susanto, SpP
Di masa kecil,
ia sering sakit-sakitan. Setiap ke dokter naik sepeda motor atau naik sepeda
diantar ayahnya, bunyi mengi asmanya
kedengaran disertai sesak nafas. “Saking, seringnya ke dokter, dokter yang
merawat saya jadi hapal. Dokter berkata, ‘besok kalau sudah gede kamu jadi
dokter saja.’” Yang diucapkan dokter ternyata terwujud. “Ketika lulus dokter
spesialis, saya pernah bertemu dokter tersebut. Dia memberi selamat kepada saya,”
ujar dr. Agus Dwi Susanto, SpP.
Ia mengambil
spesialis paru, semata karena penyakit asmanya. Ia ingin tahu, asama itu apa
dan bagaimana penatalaksanaanya. “Kalau anak saya nanti kena asma, saya akan dapat
menanganinya dengan baik,” ujarnya.
Ia PTT di
Pandegelang, Banten, selama 1,5 tahun. “Saya ikut PTT tunda, setelah lulus spesialis
baru ikut PTT,” tambahnya. Seperti pengalaman dokter lain saat PTT, pasien banyak yang tidak membayar dengan uang
melainkan dengan barang. “Saya menikmati itu.” Selama PTT, ia biasa laju Pandeglang - Bekasi pulang pergi.
Hobinya menulis
karya ilmiah kedokteran. Pengalaman berkesan adalah saat ia melakukan oral
presentasi ke Jepang, beberapa tahun lalu. Dia ingat, waktu itu ia belum lulus
sepesilis paruahnya. Saat dikirim ke Jepang, ada sekitar 10 calon dokter paru. Kategori
presentasi, oral atau poster. “Saya mendaftarkan diri untuk kompetesi oral
presentasi dan Alhamdullilah diterima,” ujarnya. Saat berangkat ke Jepang baru
ketahuan, dari 10 orang yang diberangkatkan, ia satu-satunya dokter yang
melakukan oral presentasi. Staf pengajar yang berangkat ke Jepang, juga tidak
ada yang melakukan oral presentasi.
Sehari sebelum
presentasi, saat di hotel ia latihan di depan cermin. Saat presentasi menggunakan
bahasa Inggris, “Saya gugup minta ampun.” Di luar dugaan, ia mendapat tepuk tangan meriah. Presentasi yang ia
bawakan dinilai bagus, sehingga mendapat best sertifikat untuk oral presentasi
di Asia Pacific Society Respirology
(APSR), tahun 2006, di Kyoto, Jepang, yang dihadiri sekitar 1000 peserta, dari
seluruh Asia Pasifik.
Sukses di forum
internasional, tak mengubah kegemarannya menyantap masakan dari bahan tahu tempe. “Itu makanan saya sejak kecil,”
katanya. (ant)
Tidak ada komentar
Posting Komentar