dr. Sidik Setiamihardja, SpB, SpBP
dr. Sidik Setiamihardja |
Kelahiran Jakarta dan anak ke-7 dari 13 bersaudara ini semasa
kecil hidup sederhana. “Di sekolah rakyat (sekarang SD) dari kelas 1-6 itu saya tidak pernah pake sepatu. Hanya pakai sandal dan hanya punya satu buku tulis,” ujar dr. Sidik Setiamihardja, SpB, SpBP. Namun, ia menjalani semua itu dengan sabar dan
ikhlas. “Saya selalu berusaha
melakukan yang terbaik, meski
situasi kadang tidak
mendukung.”
Lulus SMA, meski awalnya tidak berniat menjdi
dokter, ia diterima di Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Setelah mengambil spesialisasi bedah umum, bersama rekan dan
gurunya mendirikan pendidikan bedah plastik di Indonesia. “Ada 9 dokter, termasuk saya. Waktu itu tahun 1980-an,” ujar pendiri RS Bina Estetika, Menteng, Jakarta
Pusat ini. “Hampir
semua keilmuan bedah plastik, estetik dan rekonstruksi, saya lakukan disini. Kecuali mengubah jenis kelamin.”
Staf pengajar di Departemen Bedah FKUI RSCM
ini rutin menyalurkan hobinya memancing. “Dulu saya mancing dua minggu sekali di laut. Sempat punya perahu sendiri, yang khusus untuk memancing,” katanya.
Memancing sudah mendarah daging baginya. “Saya seneng memancing
sejak di sekolah rakyat. Saya biasa membuat joran
pancing sendiri, mempersiapkan mata pancing dan umpannya. Semuanya masih terekam dalam ingatan.”
Memancing dekat Gunung Krakatau, ia pernah mendapat ikan marlin seberat 25 Kg. Memancing dinilainya dapat melatih kesabaran, yang dapat diterapkan dalam kehidupan. Ketika di laut,
ia merasakan kebesaran Sang Pencipta.
Karena usia, hobinya ini terhenti. Sebagai gantinya ia memelihara ikan di
kolam rumah di daerah Menteng. Yang dipelihara bukan ikan biasa. Ada ikan arapaima, predator asal Brasil. Ada ikan gabus Lampung. Menelihara ikan Predator, “Kolam
selalu bersih. Nggak perlu membersihkan sisa pelet atau air yang cepet hijau,” ujarnya. Ia juga memilihara udang
di tambak
di Banten Selatan. (ant)
Tidak ada komentar
Posting Komentar