Cinqair - Obat Baru bagi Penderita Asthma
Akhir Maret 2016, Badan Pengawas Obat dan Makanan
Amerika Serikat (FDA) menyetujui Cinqair (reslizumab), untuk terapi asthma dan
terapi maintenance untuk asthma berat, pada pasien usia diatas 18 tahun.
Cinqair diindikasikan untuk pasien asthma berat dengan riwayat eksaserbasi atau
riwayat pengobatan asthma sebelumnya, namun tidak terkontrol dengan baik.
Asthma merupakan penyakit kronis yang menyebabkan
inflamasi di saluran pernafasan. Selama serangan asthma berlangsung, saluran
pernafasan menyempit hingga
pasien kesulitan bernafas. Pada kondisi asthma berat, hal ini dapat mengancam nyawa. Berbagai
sel inflamasi berperan terhadap kejadian asthma, terutama sel mast, eosinofil,
sel limfosit T, makrofag, neutrofil dan sel epitel. Faktor lingkungan dan
berbagai faktor lain berperan sebagai penyebab atau pencetus inflamasi saluran
napas. Inflamasi terdapat
pada berbagai derajat asthma, pada asma intermiten maupun asma
persisten. Inflamasi dapat ditemukan pada berbagai bentuk asma seperti asma
alergik, asma nonalergik, asma kerja dan asma yang dicetuskan aspirin.
Eosinofil yang ditemukan pada saluran napas
penderita asma adalah dalam keadaan teraktivasi. Eosinofil berperan sebagai
efektor dan mensintesis sejumlah sitokin antara lain IL-3, IL-5, IL-6, GM-CSF,
TNF-alfa serta mediator lipid antara lain LTC4 dan PAF. Sebaliknya IL-3, IL-5
dan GM-CSF meningkatkan maturasi, aktivasi dan memperpanjang ketahanan hidup
eosinofil. Eosinofil yang mengandung granul protein ialah eosinophil cationic
protein (ECP), major basic protein (MBP), eosinophil peroxidase (EPO) dan
eosinophil derived neurotoxin (EDN) yang toksik terhadap epitel saluran napas.
Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), tahun 2013 diperkirakan lebih 22
juta penduduk Amerika Serikat memiliki asthma, dan sekitar 400.000 rawat iniap
di rumah sakit setiap tahunnya karena penyakit ini.
“Penyedia layanan kesehatan dan pasien dengan
asthma berat, sekarang bisa
sedikit bernafas lega karena ada pilihan terapi lain yang dapat dipertimbangkan,
ketika asthma tidak terkontrol dengan baik, meski sudah menggunakan obat,” ujar dr. Badrul
Chowdhury, PhD, Direktur Produk Divisi Paru, Alergi dan Reumatologi FDA.
Cinqair diberikan setiap empat minggu, melalui
infus intravena oleh dokter untuk mengelola anafilaksis. Cinqair merupakan
antibodi monoklonal manusia interleukin-5 antagonis, yang dihasilkan melalui teknologi rekombinan DNA
sel murin myeloma non secreting 0 (NS0). Cinqair mampu mengurangi kemungkinan
serangan asthma berat, dengan
cara memperkecil level eosinophils dalam darah, sejenis sel darah putih yang
berkontribusi untuk mencetuskan asthma.
Efektivitas dan keamanan cinqair sudah dibuktikan
dalam 4 penelitian buta ganda, randomized, kontrol plasebo pada pasien dengan
asthma berat, yang sedang menjalani terapi asthma standard. Dalam penelitian tersebut, terbukti bahwa pasien
yang mendapat terapi cinqair
memiliki frekwensi serangan yang lebih kecil, dibanding pasien yang menerima plasebo. Waktu
mengalami serangan untuk pertama kali juga lebih panjang, dibanding kelompok yang menerima plasebo. Selain
itu, cinqair memberi manfaat berupa perbaikan fungsi
paru penderita asthma secara
signifikan, dibuktikan pada pengukuran hembusan volume udara (Vo) pasien dalam
waktu satu detik.
Namun, cinqair mungkin dapat menyebabkan beberapa efek samping termasuk di antaranya alegi
(hipersensitivitas) dan nyeri otot. (ant)
Tidak ada komentar
Posting Komentar