Dr. dr. Anwar Santoso, SpJP(K), FIHA, FAsCC, FICA
dr. Anwar Santoso |
Di bidang pelayanan kardiovaskuler, kompetensi
dokter-dokter Indonesia cukup mumpuni dan dapat disejajarkan dengan dokter
Eropa maupun Amerika. Ini
keyakinan Ketua Umum Perhimpunan
Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia Dr.
dr. Anwar Santoso, SpJP(K), FIHA, FAsCC, FICA. Dari 12 Universitas
Pendidikan Spesialis Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler di Indonesia, tahun
ini meluluskan 152 dokter baru.
“Ke depan
kami bisa memberi pelayanan lebih baik di bidang kardiologi,” jelasnya.
Sejak PERKI berdiri
tahun 1957, lulusan tahun ini adalah yang terbanyak. Ia optimis jumlah dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di Indonesia, tahun 2019 bisa mencapai 1500 dokter; kini jumlahnya 860
orang.
“Ditargetkan tahun 2019, karena kita akan menyambut universal health coverage.” Jumlah 1500 sebenarnya masih belum memadai,
untuk melayani 250 juta penduduk Indonesia.
Kelahiran Surabaya, Juli 1952, ini mengatakan, banyak kemajuan dalam
bidang kardiovaskular. Di bidang
kuratif, ditemukan Percutaneus Coronary Intervention (PCI) yang berhasil
mengurangi angka kematian akibat gagal jantung. Teknologi Cardiac Resynchronization Therapy (CRT)
dan Left Ventricular Assist Device (LVAD), dapat menolong pasien
gagal jantung.
Pemasangan alat pacu jantung pada kasus gangguan irama jantung dan
ICD, terbukti menurunkan
kematian jantung mendadak. Untuk memperluas cakupan pemasangan pacu jantung
hingga ke seluruh daerah di Indonesia, dilakukan program pelatihan oleh PP
PERKI melalui Pokja Aritmia.
Di bidang pembuluh darah, teknologi Thoracic Endovascular Aortic Repair
(TEFAR) dan Endovascular Aneurysm Repair (EVAR), membantu pasien dengan kasus ini. Di bidang
pediatric ada kemajuan
dalam penanganan penyakit jantung congenital, misalnya penanaman alat Patent
Ductus Arteriosus (PDA), Amplatz Duct Occluder (ADO) dan Amplatz Septal
Occluder (ASO).
Tak kalah penting adalah bidang pencitraan
(imaging) jantung, sehingga
diagnosa dapat dilakukan secara akurat dan tepat, antara lain dengan Transthoracic echocardiogram (TTE),
Transesophageal echocardiography (TEE), Cardiac Magnetic Resonance Imaging
(CMRI) dan Radio Nuclear Imaging. (ant)
1 komentar
What's up every one, here every one is sharing these kinds of know-how,
so it's fastidious to read this web site, and I used to pay a visit this web site every day.
Posting Komentar