dr. Rahmi Alfiah Nur Alam, SpRad(K)
Dokter Rahmi Alfiah Nur Alam, SpRad(K), tak bisa dipisahkan dari mountain bike. Ia Ketua Komunitas Sepeda SUNTIK (Sepeda Untuk Aksi
Sehat RS Pondok Indah - Puri Indah, Kembangan), dan satu-satunya wanita dokter
dari 10 anggota pencinta sepeda gunung The
Doc.
The Doc sering mencoba berbagai track di Indonesia. Gunung Bromo, Gunung
Tengger, Gunung Semeru dan beberapa lokasi di Bali seperti Gunung Agung, Batur
dan Bedugul sudah dirambah. Pernah jatuh dari sepeda? “Makin saya jatuh, terasa
semakin menantang,” ujarnya di sela acara “Deteksi Dini Lebih Akurat Dengan MRI
3 Tesla Skyra,” di Jakarta.
Bersepeda dapat meningkatkan adrenalin dan kondisi
terasa fit. Ibu satu anak ini terkagum-kagum melihat pemandangan alam yang luar
biasa indah. “Ketika bisa sampai ke puncak gunung, rasanya luar biasa.
Pemandanganya keren banget.”
Bersepeda juga membuatnya lebih care terhadap lingkungan. “Intinya, naik
sepeda tidak bikin polusi udara dan tidak bising, sehingga tidak mengganggu
kesehatan. Terlebih saya dokter. Tentunya, itu harus diperhatikan.”
Koleksi sepeda gunung wanita kelahiran 29 Juli
1966 ini, masih sedikit dibanding koleksi sesama penggemar mountain bike. “Baru punya empat,” katanya.
Ketika merakit sepeda, semua hal mesti diukur. Mulai
tinggi badan, berat badan, hingga track yang
akan dilalui. Salah merakit, “Bukan hanya sepeda yang patah. Pengendaranya juga
bisa patah tulang.”
Saat touring
ke daerah, sepeda “dipreteli’ lalu dimasukkan ke dalam tas khusus. Untuk
memreteli dan merakit kembali sepeda, ia dibantu sejawat dokter anggota The Doc. Touring kalau tidak di hari
libur biasanya saat week end atau saat cuti. “Kalau sepedaan biasa sih tiap hari,
pagi atau malam hari.”
Touring paling lama sejauh ini 7 hari. Dalam
perjalanan, ia senang bertemu penduduk setempat dan sering membagikan coklat
yang selalu dibawanya.
“Kalau lagi sepedaan saya tidak bawa nasi. Bawanya
coklat, karena kalorinya lebih tinggi.” Pernah, karena senang berbagi coklat,
ia sampai kehabisan persediaan. Padahal track
yang harus dilalui masih panjang. “Ujung-ujungnya, saya kelaparan di perjalanan,”
ia tertawa. (ant)
Tidak ada komentar
Posting Komentar