dr. Laura Djuariantina, SpKFR
“Ingin menjadi
manusia langka dan berbeda.” Itu yang mendorong dr. Laura Djuariantina, SpKFR, untuk mendalami bidang spesialis
kedokteran fisik dan rehabilitasi. Kelahiran 31 Oktober 1964 ini merasa ilmu
ini masih sangat langka dan belum banyak dikenal. Padahal, “Spesialisasi ini
memiliki peran besar dalam dunia kedokteran.”
Rehab-medik berhubungan
dengan masalah fungsi fisik seseorang. Ilmu ini mempelajari semua tindakan yang
ditujukan untuk mengurangi keadaan sakit atau cacat seseorang, sehingga fungsi
fisik pasien bisa optimal. “Kasusnya bisa beragam, mulai dari nyeri punggung,
stroke, cacat bahkan gagal tumbuh.”
Ksus yang paling
berkesan yakni saat ia menangani pasien wanita berusia 45 tahun. Pasien mengalami stroke akibat perdarahan. “Karena
stroke, saat pasien pertama kali datang ke saya kondisinya sangat parah. Tidak dapat
berkomunikasi, aktivitas minim dan dia sangat tergantung pada orang di sekitarnya.”
Dengan telaten,
selama kurang lebih 1,5 tahun pasien menjalani 3 program terapi: fisio therapy,
speech therapy dan terapi okupasi. Perlahan pasien bisa bicara, berjalan
mandiri menggunakan tongkat dan dapat memaksimalkan fungsi fisiknya. “Yang
terpenting adalah semangat pasien dan dukungan keluarga,” jelasnya.
Memotifasi
pasien bukan hal mudah, karena banyak pasien yang merasa putus asa, menghadapi
kondisinya. Dengan sabar, pasien dibujuk untuk tetap berkomitmen kepada
program. “Pendekatan yang saya lakukan bervariasi dan bertahap. Saya tidak
segan-segan mendampingi pasien saat menjalani program, tidak melulu perawat
yang melakukan.”
Saat mendampingi
pasien menjalankan program, dokter satu ini menceritakan pengalaman-pengalaman
pasien lain yang sudah berhasil melalui tahapan dalam perawatan, sehingga pasien
menjadi terdorong untuk sembuh. “Paling tidak saya mendorong pasien untuk bisa
mandiri dan tidak bergantung lagi pada orang lain, dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.” (ant)
Tidak ada komentar
Posting Komentar