Advertiser

Breaking News

dr. Bambang Eko Sunaryanto, SpKJ


dr. Bambang Eko Sunaryanto
Mempelajari dan mendalami ilmu kesehatan jiwa, paling tidak bisa dimanfaatkan untuk diri sendiri baru kemudian untuk banyak orang. “Untuk diri sendiri, misalnya mengubah yang tidak baik menjadi lebih baik, yang tadinya tidak enak menjadi enak,” ujar dr. Bambang Eko Sunaryanto, SpKJ.
Baginya, segala sesuatu tergantung persepsi atau pola pikir. “Jika persepsi yang kita bangun selalu negatif, akan merasa selalu tidak enak. Jika persepsi yang kita bangun positif, kita akan merasa enak,” jelasnya.
Untuk orang lain, bisa mulai dari istri, anak dan orang-orang di lingkungan sekitar. “Ilmu kesehatan jiwa bisa digunakan oleh seluruh umat manusia, mulai anak baru lahir hingga lansia. Bisa untuk membimbing pengangguran hingga orang yang terlalu banyak pekerjaan,” katanya.
Gangguan kejiwaan banyak jenisnya, skizofrenia hanya satu di antaranya. Penderita skizofrenia hanya 1% dari seluruh gangguan jiwa. “Depresi atau gangguan cemas merupakan gangguan kejiwaan yang banyak ditemui di masyarakat. Umumnya, setiap individu pernah mengalami satu kali gangguan jiwa seumur hidupnya.
Dari jumlah yang berobat ke Puskesmas, 40% merupakan kasus gangguan jiwa. Dan meski pun jumlah penderita skizofrenia jhanya 1%, kondisi ini dapat mengakibatkan dampak yang berat bagi pasien dan keluarganya.
Sudah 25 tahun ia mengabdi di bidang kesehatan jiwa. Kasus yang masih ia ingat adalah saat menangani calon bupati di Jawa Timur. Pengusaha sukses ini kalah bersaing tahun 2008 dan masuk rumah sakit jiwa. Dalam seminggu, “Pasien  bisa sembuh setelah diterapi.”
Area politik memang membutuhkan kesiapan ektra, mental dan modal. Ada pertaruhan besar bagi pribadi dan keluarga, misalnya risiko keuangan atau ditinggal keluarga. Menghadapi ‘tahun piolitik’ 2014, “Mereka yang mencalonkan diri harus siap mental, sehingga kalau gagal  tidak stress. Ciri orang yang sehat adalah, berpikir dulu sebelum bicara. Jangan sembarang ngomong kalau tidak tahu masalahnya, karena  bisa dianggap ingkar janji.”
Kelahiran Magetan, 30 April 1962 ini menekuni olah raga tennis, catur dan bulu tangkis. Di SD, SMP dan SMA, ia pernah  menjadi juara diketiga olah raga yang digelutinya.
Di rumah sakit yang dipimpinnya, RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat, Lawang, Malang, Jawa Timur, ada tradisi unik yaitu melakukan pekan olahraga bagi mantan penyandang gangguan jiwa. Tujuannya memberi kesempatan untuk berekspresi. (ant)

Tidak ada komentar