dr. Agasjtya Wisjnu Wardhana SpPD
Seorang pasien
diagnosis mengalamui stroke akibat penyakit hipertensi. “Masyarakat menganggap,
pasien sakit karena ditempeleng setan,” ujar dr. Agasjtya Wisjnu Wardhana
SpPD, FINASIM. Kondisi perut yang menggembung, masyarakat menggagap itu
sebagai “dimakan setan”. Padahal, pasien mengalami asites akibat penyakit
hepatitis yang sudah lama tidak dilakukan pengobatan.
Itu dialaminya
ketika PTT tahun 1991 di Puskesmas Pulau Wawoni, Kabupaten Konawe, Propinsi
Sulawesi Tenggara. Masyarakat ketika itu masih sulit untuk bisa mendapat
kesehatan yang layak. Dia adalah dokter pertama yang bertugas di Wawoni, padahal Puskesmas ini sudah berdiri
sejak tahun 1976. “Ketika saya datang untuk pertama kali, 90% masyarakat di sana selalu mengaitkan
masalah kesehatan dengan hal-hal yang berbau mistik/magic.”
Ia berinisiatif
untuk mengedukasi masyarakat secara perlahan. “Saya datangi rumah-rumah penduduk untuk memberi pengertian
kepada mereka secara ilmiah, rasional dan dapat dipertanggung jawabkan,”
ujarnya. Hasilnya cukup memuaskan. Masyarakat percaya pada pelayanan medis, dan
mulai meninggalkan kebiasaan mengaitkan
penyakit dengan mistis.
Setelah mengabdi
sekitar 3 tahun di Puskesmas Wawoni, kehidupan dan akses untuk mendapat
fasilitas kesehatan semakin membaik. Puskesmas ramai dan menjadi pusat
pelayanan kesehatan di wilayah itu.
Pengalaman
bertugas di pedalaman sangat berkesan. Itu karena, “Saya menjadi dokter bukan karena ingin kaya. Masyarakat
kita masih minim dalam hal pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan. Saya ingin
melayani masyarakat.”
Dengan akan
diberlakukannya sistem jaminan kesehatan secara nasional tahun 2014, ia
berhadap pelayanan kesehatan bisa diberikan secara merata tanpa memandang
strata atau wilayah. Ia juga berharap, di masyarakat tumbuh kesadaran untuk
berobat lebih dini. “Jangan pasien datang ke dokter spesialis ketika
penyakitnya sudah parah,” ujarnya.
Staf Bidang
Humas, Publikasi dan Media, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Indonesia ini, berharap pemerintah mampu menyediakan fasiltas pendukung
diganostik dan terapi yang merata di seluruh Indonesia.(ant)
Tidak ada komentar
Posting Komentar