Advertiser

Breaking News

Diagnosis dan Terapi Kanker Empedu


Karena gejala tahap awalnya tidak jelas, kanker kandung empedu tidak gampang didiagnosis. “Padahal pengobatan kanker empedu yang ditemukan pada tahap menengah dan tahap akhirnya agak buruk, di atas 80% pasien kanker kandung empedu meninggal dalam kurun waktu di bawah satu tahun,” jelas dr. Dwi Yoga Bharata, SpB-KBD. Apabila dapat didiagnosis pada tahap awal, melakukan operasi atau terapi tepat waktu, kemungkinan hidup 5 tahun pasien kanker kandung empedu bisa mencapai lebih dari 90%. Maka pemeriksaan kanker kandung empedu sangat penting, semakin awal ditemukan penyakit, semakin awal menjalankan pengobatan.

Beberapa gejala yang mungkin dirasakan oleh penderita kanker empedu di antaranya adalah gangguan pada saluran pencernaan. Sebagian besar penderita mengeluhkan rasa tidak enak di perut, terutama setelah makan makanan berminyak, rasa kembung, mual, dan sering bersendawa. Kadang perut bagian kanan atas terasa tidak nyaman, disertai rasa sakit yang berkelanjutan. Kadangkala nyeri dapat berat dan menjalar ke bahu sebelah kanan. Selain itu, dapat timbul benjolan pada perut bagian kanan atas. Gejala lain adalah kulit yang terlihat kekuning-kuningan dan terasa gatal yang sulit sembuh, terutama pada malam hari. Demam dapat timbul pada 35% penderita. Pada tahap lanjut, dapat terjadi penurunan berat badan secara drastis, ini menunjukkan kondisi penderita yang buruk.

Jika gejala seperti di atas dialami, maka kita harus pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri ke dokter secepat mungkin, untuk mengeliminasi kemungkinan terjadinya kanker empedu. “Terutama pada mereka yang rawan terkena penyakit ini, pemeriksaan harus dilakukan secara berkala. Ini karena, semakin awal kanker empedu ditemukan, maka terapi dapat lebih cepat dilakukan,” tegas dr. Yoga.

Penegakkan diagnosis kanker kandung empedu

Untuk memastikan ada tidaknya kanker pada kandung empedu, dokter biasanya akan menganjurkan beberapa pemeriksaan tambahan menggunakan alat seperti USG, CT Scan, MRI, PET- CT, serta pemeriksaan laboratorium.

USG dapat digunakan untuk melihat ukuran lesi atau kelainan pada kandung empedu, memastikan ada tidaknya kanker, dan memeriksa apakah ada penyebaran sel kanker ke kelenjar getah bening dan hati. Jika pada USG ditemukan lesi yang diduga kuat kanker empedu, maka pemeriksaan selanjutnya dilakukan melalui CT-Scan dengan kontras (zat yang disuntikkan ke pembuluh darah). Dengan demikian, dapat dilihat apakah tumor telah menginvasi ke hati atau menyebar ke kelenjar getah bening. Demikian pula dengan pemeriksaan MRI, bertujuan untuk melihat apakah kanker telah menyebar ke hati. MRI juga dapat dipertimbangkan jika penderita mengalami kuning akibat penyumbatan.

Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah PET-CT, yang berguna untuk memastikan letak dan lokasi lesi pada kandung empedu, serta membantu memastikan apakah ada lesi di bagian lain lagi. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk memeriksa tumor marker guna menegakkan diagnosis kanker kandung empedu.

Pengobatan

Pengobatan kanker empedu yang ada saat ini terutama adalah melalui pembedahan atau operasi. Setelah itu, baru dilakukan radioterapi (terapi penyinaran), kemoterapi (terapi obat-obatan), atau yang terbaru menggunakan terapi gen.

Tindakan pertama berupa pembedahan, yaitu pengangkatan kandung empedu dan perluasan kandung empedu. Jika kanker luas, maka mungkin diperlukan pengangkatan sebagian organ yang berdekatan di sekitarnya. Sayangnya, hanya sekitar 10-25% kasus kanker kandung empedu yang dapat menjalani pengangkatan tumor secara total. Selain itu, pembedahan ini biasanya cukup mahal, karena melibatkan tidak hanya kandung empedu, namun juga kelenjar getah bening di sekitarnya, serta sebagian jaringan hati yang ikut terkena kanker. Pada beberapa kasus, pembedahan ini tidak dapat dilakukan dengan sempurna meski ada berbagai teknik operasi yang telah dikembangkan. Untuk itu, baru dilakukan radioterapi pada bagian yang tersisa atau kanker yang tumbuh kembali. Radioterapi berupa penyinaran radiasi tingkat tinggi bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa. Sedangkan kemoterapi diberikan melalui obat minum atau melalui infus pada pembuluh darah. Dengan demikian, obat diharapkan dapat mencapai seluruh bagian tubuh melalui arus peredaran darah, guna melawan kanker dan anak sebarnya.


Pada kanker kandung empedu, ada yang disebut sebagai terapi gen bertarget. Terapi gen ini dilakukan dengan memberikan obat khusus, yang akan membunuh sel kanker secara selektif, yaitu hanya bekerja pada sel kanker yang tepat untuk dibunuh.

Tidak ada komentar