Keunggulan dan Kelemahan Pioglitazone Sebagai Obat Anti Diabetes

Dibandingkan dengan generasi obat diabetes sebelumnya, pioglitazone memiliki beberapa keunggulan. Meski awalnya bertujuan menurunkan kadar glukosa darah dengan menurunkan resistensi insulin, namun secara tidak langsung, hal-hal yang menyertai resistensi insulin juga dapat ikut mengalami perbaikan, seperti tekanan darah, profil lipid, dan lain-lain. “Terkadang pasien diabetes tipe 2 yang mendapat pengobatan pioglitazone, hipertensinya juga ikut terkontrol, dan profil lipidnya juga ikut membaik,” jelas dr. Dante Saksono Harbuwono SpPD, Phd, dari Divisi Metabolik Endokrine FKUI/RSCM Jakarta.

                

Obat anti diabetes terdahulu juga memiliki risiko menurunkan glukosa darah terlalu cepat, sehingga menyebabkan kondisi hipoglikemi, yang dapat membahayakan jiwa. Kejadian hipoglikemi ini dapat mencetuskan rasa trauma pada pasien sehingga tidak lagi melakukan pengobatan. Namun, kejadian hipoglikemi ini jarang sekali ditemukan pada penggunaan pioglitazone secara tunggal.

                

Menurut dr. Dante, memang pioglitazone memiliki pendahulu bernama rosiglitazone, yang ditarik dari pasaran karena meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Namun, kenyataannya pioglitazone memiliki efek yang sama sekali berbeda dengan rosiglitazone. Ia malah menurunkan kejadian penyakit jantung dan stroke pada penderita diabetes. Bahkan pada sebuah penelitian, pioglitazone dinyatakan dapat meningkatkan aliran darah di jantung dan otak sampai 31%.Ini karena pioglitazone memperbaiki kadar trigliserid, kolesterol HDL, apoB, dan asam lemak bebas. Ia menggeser lemak yang berada di perut, hati dan otot, serta memindahkannya ke lapisan bawah kulit. Selain itu, pioglitazone dan rosiglitazone bekerja dengan mempengaruhi gen yang berbeda.

                

Di Amerika Serikat dilakukan penelitian yang melibatkan orang dengan risiko tinggi mengalami diabetes, yaitu yang mengalami obesitas, riwayat keluarga dengan diabetes, dan mengalami prediabetes (glukosa darah puasa tinggi atau mengalami toleransi glukosa terganggu pada pemeriksaan laboratorium). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pioglitazone dapat mencegah terjadinya diabetes secara bermakna. Bahkan dikatakan bahwa mereka yang telah mengalami prediabetes, dapat menurun risiko menjadi diabetes sampai 72%. Sedangkan pada mereka yang mengalami obesitas, risiko diabetesnya menurun sampai 70%. Dengan demikian, komplikasi diabetes pada jantung dan pembuluh darah juga ikut menurun.

                

Pada pasien yang telah mengalami tanda-tanda terjadinya resistensi insulin, pioglitazone dapat menjadi harapan. Ia tidak hanya memperbaiki glukosa darah, mencegah terjadinya diabetes, dan pada yang telah mengalami diabetes, pioglitazone dapat menurunkan resistensi insulin. Ini berarti fungsi sel beta pankreas dapat dipertahankan lebih lama, kontrol glukosa yang lebih baik, dan menurunnya risiko komplikasi jantung dan pembuluh darah.

Kenali kekurangannya

                

Ada keunggulan, ada juga kelemahannya. Yang paling utama adalah harganya yang saat ini masih tergolong tinggi dibanding obat diabetes yang sering kita temui, seperti metformin atau glibenklamid. Pioglitazone juga dapat menyebabkan tertahannya cairan dan bengkak pada tungkai. Akibatnya, pada mereka yang berisiko, dapat terjadi gagal jantung kongestif. Selain itu, pasien yang menggunakan pioglitazone, pada beberapa studi menunjukkan lebih banyak yang menderita infeksi saluran napas atas, sinusitis, sakit kepala, nyeri otot, dan gangguan pada gigi.

Yang menjadi perhatian baru-baru ini adalah peningkatan risiko kanker kandung kemih pada pasien yang mendapatkan pioglitazone, berdasarkan studi epidemiologi yang dilakukan oleh badan asuransi kesehatan nasional di Perancis. Meski masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini, namun tidak ada salahnya untuk berhati-hati dan selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan pioglitazone.