Cetak Biru Genetik, Tentukan Kondisi Anak Kelak
Nutrisi untuk Buah Hati |
Tak heran bagi kita, jika melihat pasangan yang
merencanakan lebih dari satu tahun bahkan lebih, dan menabung sepanjang mereka
bekerja untuk mempersiapkan sebuah pesta pernikahan. Namun, lain halnya dengan
persiapan kehamilan, dari sekian juta penduduk Indonesia mungkin hanya
segelintir orang yang melakukan perencanaan dan berinvestasi dalam hal
pemenuhan gizi ibu dan janin yang akan dikandungnya. Padahal menurut dr.
Noroyono Wibowo SpOG dari Divisi Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM, Jakarta,
untuk bisa menghasilkan seorang anak yang cerdas dan sehat dikemudian hari,
fase pemenuhan gizi harus sudah di penuhi pada calon ibu sebelum masa kehamilan,
dilanjutkan untuk fokus
terhadap 12 minggu pertama masa kehamilan. “Inilah masa terpenting dalam
pembentukan cetak biru genetic sorang anak yang kemudian akan menentukan
kesehatan anak hingga dewasa kelak,” tambahnya.
Dari beberapa hasil penelitian memang menyebutkan
bahwa; kekurangan mikro nutrient memiliki kaitan erat dengan risiko reproduktif
mulai dari infertilitas, kerusakan struktur janin, hingga terjadinya penyakit
tidak menular berbahaya jangka panjang. Penelitian-penelitian tersebut melihat
masa sebelum pembuahan dan masa di awal kehamilan dengan diet yang merupakan
factor utama berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio dan janin. Mikronutrien
utama yang sangat penting untuk di konsumsi pada masa sebelum dan tahap awal
kehamilan diantaranya asam folat, vitamin B 12, vitamin B6, vitamin A,
antioksidan, zat besi, zinc dan tembaga.
Dalam kesempatan yang sama dr. Yoga Devaera SpA,
Staf Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Departemen Anak FKUI/RSCM, Jakarta,
mengatakan bahwa 24 bulan pertama setelah melahirkan juga merupakan masa yang
harus mendapat ekstra perhatian karena merupakan periode penting bagi tumbuh
kembang anak yang optimal. Sehingga jika pada masa ini gizi maupun kesehatan
anak tidak di upayakan secara maksimal maka akan berdampak negative pada usia
selanjutnya. Terkait dengan nutrisi pada masa kehamilan dr. Yoga mengatakan
bahwa nutrisi yang tepat akan mengurangi kemungkinan bayi berat lahir rendah
(BBLR), dimana BBLR dikaitkan dengan meningkatnya risiko kardiovaskuler seorang
anak di usia selanjutnya kelak. “Risiko terjadi hipertensi, diabetes pada usia
dewasa anak dengan berat bayi lahir rendah, meningkat,” tambahnya. Ia mengatakan salah satu langkah yang
harus di lakukan pada kondisi ini adalah dengan tidak terburu-buru untuk
melakukan peningkatan berat badan, di usahakan untuk melakukan peningkatan
berat badan secara perlahan, dan jangan menyamakan dengan bayi yang lahir
dengan barat badan normal. Dengan terus melihat status gizi seorang anak.
Hal senada juga di sampikan oleh Prof. dr. Widjaja Lukito SpGK, Staf Pengajar dan
Peneliti Program Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Gizi FKUI/RSCM, bawa status
gizi anak pada awal kehidupan di
pengaruhi oleh status gizi ibu selama kehamilan, sekaligus akan menentukan
status kesehatan pada kehidupan selanjutnya. Menurutnya, anak dengan gizi buruk
akan memiliki risiko penyakit degenerative seperti diabetes data memasuki usia
dewasa dan lansia. “Jadi bisa dikatakan bahwa masalah gizi yang terjadi pada
anak diawal kehidupan, saat seorang anak masih dalam kandungan, bukan merupakan
masalah saat itu saja, melainkan juga berpotensi menjadi akar masalah kesehatan
di masa
yang akan datang” tambahnya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar