dr. F. Arya Wibitomo

dr. F. Arya Wibitomo

Dokter setidaknya memiliki 2 harapan atau ketertarikan: menjadi klinisi atau membaktikan ilmunya dengan cara berbeda. “Misalnya bekerja di yayasan atau lembaga non profit, di Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), atau di institusi yang masih berkaitan denga dunia kesehatan,” ujar dr. F. Arya Wibitomo, Head of Regulatory and Medical Affairs PT Roche Indonesia.

 “Di sini, saya bisa mejalankan program yang berhubungan dengan masyarakat, selain dapat berhubungan dengan sejawat dokter,” paparnya dalam acara media edukasi “Cek BAB Deteksi KUB” di Jakarta, beberapa waktu lalu.

“Ketika ada simposium kedokteran atau seminar, perusahaan farmasi tidak melulu menjual produk. Mereka juga membantu dokter mengupdate informasi baru dalam dunia kesehatan.”

Ia memastikan bahwa informasi yang disampikan kepada sejawat dokter, tepat dan akurat. Selain dengan dokter, dilakukan komunikasi dengan masyarakat. Misalnya lewat kampanye edukasi deteksi dini kanker kolorektal.

“Berdasarkan data WHO tahun 2012, kanker kolorektal termasuk kanker paling mematikan peringkat ke-4 dunia, menyumbang 694.000 kematian atau mewakili 8,5% dari total kematian akibat kanker di dunia.”

Deteksi dini penting untuk memberi prespektif apa saja yang harus dilakukan, jika sudah ada gejala dan tanda. “Kami bertanggung jawab tidak hanya kepada perusahaan, tetapi kepada masyarakat luas. Harus dipastikan, program berjalan baik, tepat sasaran dan sesuai dengan harapan,” ujar ayah 2 anak ini. 

Masa PTT di Puskesmas Narang, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, tak akan pernah terlupakan. “Daerahnya sangat terpencil, yang saat kuliah tidak pernah terbayangkan masih ada daerah terpencil seperti itu di Indonesia.”

Banyak masalah kesehatan yang dijumpai. “Krisis listrik dan air menjadi masalah tersendiri. Masyarakat kurang menjaga kesehatan. Untuk buang air besar mereka cukup di semak-semak atau di halamn rumah.”

Lulusan FKUI 2004 ini hobi membaca buku dan memelihara hewan. Koleksinya: anjing (3 ekor), ikan air laut dan tawar.  “Mengurus anjing itu kesukaan saya.”  (ant)