Dr. Erniody Mkes
Dr. Erniody, Mkes (48 tahun) merasa khawatir. “Jumlah pasien penyakit ginjal yang melakukan cuci darah, terus meningkat. Padahal, jika dapat dideteksi lebih dini, kerusakan ginjal lebih lanjut dapat dicegah,” ujarnya. Ia tampil sebagai pembicara dalam siposium tentang penyakit ginjal, sehubungan dengan hari jadi Rumah Sakit Husada,. Jakarta, yang ke-24 pada 17 Januari 2009. Masyarakat umumnya memang masih awam tentang penyakit ginjal, mulai dari gejala - seperti tidak nafsu makan dan lemas-lemas, cara pencegahan dan pengobatannya.
Menurut dr. Erniody yang hobi membaca dan berenang, melakukan check up 1x setahun penting dilakukan, sebagai langkah awal untuk mendiagnosa suatu penyakit. Agar gampang diingat, medical check up dapat dilakukan saat seseorang berulang tahun.
Bagaimana suami Yentjien Burhan dan ayah dua anak (Jason Erniody, Jaren Erniody) ini membagi waktu untuk kesibukan sebagai dokter dan kelurga? Kelahiran Medan 6 November 1960, yang menyukai musik Era tahun 1980-an ini mengatakan, “Hari Minggu khusus untuk berkumpul dengan istri dan anak-anak.” Menurutnya, keluarga dan orangtua merupakan bagian terpenting dalam hidupnya. Ia merasa, keberhasilan yang diraihnya merupakan doa dari orangtuanya. “Ayah selalu mensuport saya untuk terus maju, dalam bidang materil mau pun spiritual,” katanya.
Ia masih ingin mencapai sesuatu dalam dunia kedokteran. Di tahun 2009 ini, ia punya obsesi untuk menjadi Konsultan Intensive Care Unit. “Dalam menangani pasien di ICU, yang terpenting adalah ABC (Air way Breathing Circulation). Hal ini merupakan penyebab terjadinya kematian di ruang ICU. Baru setelah ABC tertanggani, dilanjutkan dengan diagnosa penyakit,” ia memaparkan.
Tidak ada komentar
Posting Komentar